Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Kerajaan Aceh Berkembang Pesat dan Kemunduran

Baca di App
Lihat Foto
Gampong Lhong Cut Kec. Banda Raya Banda Aceh Kota
Taman Putroe Phang yang dibangun Sultan Iskandar Muda, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Aceh (Kesultanan Aceh), untuk Putri Phang (Putri Kamilah), permaisuri yang dipersuntingnya dari Kerajaan Pahang Malaysia.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya adalah kerajaan Aceh.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan kerajaan Islam di Indonesia terlihat dari adanya kerajaan-kerajaan berikut ini:

  1. Kerajaan Perlak
  2. Kerajaan Samudera Pasai
  3. Kerajaan Aceh Darussalam
  4. Kerajaan Ternate dan Tidore
  5. Kerajaan Demak
  6. Kerajaan Pajang dan Mataram
  7. Kerajaan Banten dan Cirebon
  8. Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan

Kerajaan Aceh berdiri terkait dengan runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai yang bersatu dengan sejumlah daerah di sekitarnya.

Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-16 bersamaan dengan datangnya armada Portugis ke Malaka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja pertama Kerajaan Aceh adalah Alaudin Ali Mughayat Syah. Ibu kota terletak di Banda Aceh yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dan bandar transit di Asia Tenggara.

Tahukah kamu apa saja faktor pendukung Kerajaan Aceh berkembang pesat dan apa faktor kemundurannya?

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Aceh

Faktor berkembang pesat

Kerajaan Aceh memiliki wilayah yang luas. Selain itu, juga mampu melakukan perdagangan ke wilayah China, India, Gujarat, Timur Tengah sampai ke Turki.

Selama 20 tahun Sultan Iskandar Muda, pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Aceh, mampu menekan perdagangan orang-orang Eropa.

Sultan Iskandar Muda juga berhasil menerobos jalur perdagangan Portugis mulai dari Selat Malaka sampai ke Teluk Persia.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh berkembang pesat menjadi kerajaan besar.

Beberapa faktor pendukung Kerajaan Aceh berkembang pesat yaitu:

  1. Letak ibu kota aceh strategis di pintu gerbang pelayaran dari India dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, China atau Jawa.
  2. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan baik sebagai pelabuhan dagang. Pelabuhan itu terlindung dari ombak besar oleh Pulau We, Pulau Nasi dan Pulau Breuen.
  3. Daerah Aceh kaya tanaman lada sebagai mata dagang ekspor yang penting dalam mengadakan perdagangan internasional.
  4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang barat Sumatera.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Faktor kemunduran

Sultan Iskandar Muda wafat pada 1636 dan digantikan menantunya, Iskandar Thani (1636-1641). Pada masa pemerintahan Iskandar Thani Kerajaan Aceh justru mengalami kemunduran.

Sultan Iskandar Thani dinilai kurang memiliki kepribadian dan kecakapan yang kuat dalam pengelolaan kerajaan Aceh.

Pengawasan kepada para panglima yang mengurusi perdagangan mengendur, daerah yang jauh dari pemerintah pusat kurang setia terhadap sultan, kehadiran ahli tawasuf aliran ortodoks bernama Nur ar Din al Raniri (Nuruddin ar Raniri).

Akhirnya pada awal abad ke-20 (1935) Kerajaan Aceh dapat dikuasai oleh Belanda.

Faktor penyebab kemunduran Kerajaan Aceh antara lain:

  1. Kekalahan perang Aceh melawan Portugis di Malaka pada 1629 yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda (kapal-kapal) yang cukup besar.
  2. Tokoh pengganti Sultan Iskandar Muda kurang cakap.
  3. Permusuhan antara kaum ulama penganut ajaran Syamsudin as Sumatrani dan penganut ajaran Nuruddin ar Raniri.
  4. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat melepaskan diri dari Aceh seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau dan Siak.
  5. Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lain berhasil mendesak dan menggeser daerah perdagangan Aceh yang berakibat perekonomian Aceh makin lemah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi