Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Kerajaan Demak Dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya

Baca di App
Lihat Foto
Pesona Indonesia
Masjid Agung Demak.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya kerajaan Demak.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan Kerajaan Demak dapat dilihat tidak hanya dari aspek politik tetapi juga aspek ekonomi serta sosial dan budaya.

Aspek ekonomi

Di bidang ekonomi, Kerajaan Demak berperan penting karena menjadi daerah penghubung antara penghasil rempah-rempah di timur dengan Malaka sebagai pasar di barat.

Perdagangan Kerajaan Demak juga maju terlihat dari aktivitas kegiatan ekspor produk ke wilayah lain melalui pelabuhan-pelabuhan yang dimilikinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komoditas yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, madu dan lilin. Ekspor komoditas dari Kerajaan Demak ditujukan ke wilayah Malaka melalui Pelabuhan Jepara.

Pelabuhan milik Kerajaan Demak sering menjadi tempat transit kapal-kapal dagang yang hendak ke Selat Malaka dan sebaliknya.

Kerajaan Demak mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil makanan terutama beras.

Melalui kegiatan pertanian dan perdagangan tersebut, kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Demak berkembang lebih baik.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak

Aspek sosial dan budaya

Kehidupan masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan menggunakan hukum Islam.

Meski begitu, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.

Hasil kebudayaan Kerajaan Islam Demak yang terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak adalah lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Bangunan Masjid Agung Demak kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam. Keistimewaan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak Masa Sultan Trenggono

Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dan menjadi tempat berkumpulnnya para Wali Songo seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonang.

Para wali tersebut memiliki peran penting pada masa perkembangan kerajaan Demak sebab juga menjadi penasihat bagi penguasa kerajaan Demak.

Terjadi hubungan erat antara para wali dengan raja dan kaum bangsawan maupun rakyat. Pembinaan masyarakat diadakan di masjid atau pondok pesantren.

Salah seorang dari Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan Sekaten digunakan untuk merayakan hari ulang tahun (maulud) Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Sekaten digunakan Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar mau memeluk agama Islam. Sekaten kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang dipelihara sampai sekarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi