Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA
Bangunan tiruan Pendopo Keraton Mataram merupakan bagian dari set shooting film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan. Cinta, di Studio Alam Gamplong, Desa Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya kerajaan Pajang dan Mataram.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, setelah Sultan Trenggono (Raja Demak III) meninggal, terjadi kekacauan politik di Kerajaan Demak.

Putra menantu Sultan Trenggono yang bernama Hadiwijaya memenangkan pertengkaran politik dan memindahkan pusat kerajaan ke Pajang, masuk ke pedalaman Jawa Tengah.

Kerajaan Pajang

Pindahnya pusat kerajaan dari daerah pesisir ke pedalaman Jawa Tengah membawa pengaruh pada perkembangan Islam di Jawa khususnya Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contohnya paham wahdatul wujud yang mendapat tempat cukup luas karena inti ajaran tasawuf lebih mudah diterima masyarakat.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak

Hadiwijaya berusaha untuk tetap menegakkan pengaruh Demak di berbagai wilayah, termasuk daerah yang dipegang oleh para menantu Sultan Trenggono.

Hadiwijaya berhasil menyatukan pengaruh Demak, termasuk ketika menghadapi Aria Penangsang yang berusaha merebut tahta Demak.

Ketika Mataram yang selama ini diserahkan pada putra angkatnya memberontak, Sultan Hadiwijaya kalah sehingga pusat pemerintahan dipindah ke Mataram.

Hadiwijaya tewas pada 1582 Masehi, sementara itu putra mahkota bernama Pangeran Benawa dijadikan Bupati Demak.

Putra angkat Hadiwijaya adalah Sutawijaya bersama Ki Pemanahan diberi hadiah tanah Mataram yang dulunya berwujud hutan berubah menjadi wilayah yang berkembang pesat. Kemudian menjadi pusat kerajaan Mataram.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak Masa Sultan Trenggono

Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sutawijaya dengan gelar Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo. Gelar Senopati Ing Alogo sebagai penerus penguasa Pajang berusaha mempertahankan kedaulatan penguasa sebelumnya, menyebabkan terjadi beberapa kali peperangan.

Namun akhirnya Jawa Tengah dan Jawa Timur berhasil dikuasai, bahkan kemudian bergerak ke arah Jawa Barat. Pada 1595 Masehi, Galuh di Jawa Barat berhasil mengakui Mataram.

Perkembangan Islam sangat pesat ketika Mataram di bawah Sultan Agung, usaha Sultan Agung tampak jelas ketika banyak ulama yang diberi hak untuk mengolak tanah perdikan.

Tanah perdikan adalah sebuah wilayah dengan luas tertentu yang dibebaskan membayar pajak kepada kerajaan.

Sultan Agung dikenal sebagai raja yang bijaksana dan dikenal sebagai pujangga.

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Demak Dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya

Di bawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram pernah menyerang Belanda di Batavia pada 1682. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Masjid Agung kota dibangun bersamaan dengan pembangunan kompleks kraton.

Bersamaan dengan perluasan pengaruh Mataram ke seluruh Jawa maka Islam juga tersebar luas di seluruh Jawa, tapi Amangkurat I pengganti Sultan Agung tidak meneruskan kebijakannya.

Pada masa Amangkurat I perkembangan Islam di Jawa surut karena kebijakan Amangkurat I cenderung meninggalkan ulama dan bahkan memusuhinya.

Kebijakan Amangkurat I sebagai menjawakan Islam artinya memaksakan kesesuaian antara Islam dan nilai-nilai Jawa.

Kebijakan Amangkurat I yang banyak merugikan Mataram melahirkan banyak pemberontakan yang pada akhirnya Mataram terpecah belah menjadi empat wilayah kekuasaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi