Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk Aedes Aegypti, Penyebab DBD

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Aedes aegypti
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya sudah terinfeksi virus dari penderita DBD lainnya.

Dalam buku Demam Berdarah (2007) karya dr Genis Ginanjar, masa inkubasi penyakit DBD yaitu periode sejak virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan gejala klinis.

Gejala kklinis tersebut antara 3-14 hari, rata-rata antara 4-7 hari. Seperti apakah nyamuk Aedes aegypti tersebut?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klasifikasi Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti betina dewasa memiliki tubuh berwarna hitam kecoklatan. Berikut klasifikasi Aedes aegypti:

  1. Ukuran tubuhnya antara 3-4 sentimeter, belum termasuk kakinya yang panjang.
  2. Tubuh dan tungkai ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan.
  3. Bagian punggung (dorsal) terdapat dua garis melengkung vertikal di kiri dan kanan. Hal ini menjadi ciri khas dari Aedes aegypti.
  4. Sisik pada tubuh, umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga sulit untuk diidentifikasi pada nyamuk tua.
  5. Ukuran dan warna nyamuk Aedes aegypti biasanya berbeda antarpopulasi. Tergantung kondisi lingkungan dan nutrisi selama perkembangan.

Baca juga: Cara Penularan Demam Berdarah dan Faktanya

Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan ukuran. Biasanya, nyamuk hantan memiliki tubuh lebih kecil dibandingkan betina.

Nyamuk jantan memiliki rambut tebal di antena nyamuk. Ciri tersebut bisa diamati dengan mata telanjang

Siklus hidup Aedes aegypti

Aedes aegypti sama dengan nyamuk lainnya, yaitu meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual.

Setiap hari. nyamuk Aedes aegypti betina dapat bertelur rata-rata 100 butir. Bentuk telurnya elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain.

Telur menetas dalam satu sampai dua hari menjadi larva.

Ada empat tahap dalam perkembangan larva yang disebut instar. Berikut siklus hidup Aedes aegypti:

  1. Perkembangan instar satu ke empat membutuhkan waktu sekitar lima hari.
  2. Setelah mencapai instar empat, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman (inaktif atau tidur).
  3. Pupa bertahan selama dua hari sebelum alhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamyuk dewasa membutuhkan waktu 7-8 hari.
  4. Telur Aedes aegypti tahan terhadap kondisi kekeringan, bahkan bisa bertahan hingga satu bulan dalam keadaan kering.
  5. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk berkembang.

Baca juga: Nyamuk, Pembawa Penyakit dan Musuh Manusia

Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Misalnya, larva yang ketersediaan makannya berlimpah, akan menghasilkan nyamuk dewasa yang rakus.

Nyamuk Aedes aegypti sangat suka tinggal dan berkembangbiak di genangan air bersih yang tidak berkontak langsung dengan tanah.

Pola aktivitas Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah.

Nyamuk betina menghisap darah karena untuk memperoleh asupan protein, antara lain prostaglandin yang diperlukan untuk bertelur.

Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah. Memperoleh sumber energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan.

Nyamuk Aedes aegypti suka di tempat yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah.

Penyakit DBD biasanya menyerang anak-anak, karena anak-anak cenderung duduk di dalam ruang kelas selama seharian. Kaki mereka tersembunyi di bawah meja, sehingga menjadi sasaran nyamuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi