Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Peta, Awalnya Dibuat di Tanah

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi Peta Dunia
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Saat perjalanan jauh dan tidak tempatnya, kamu pastinya akan membawa peta untuk menunjukan arah atah jalan.

Dengan peta akan memudahkan saat perjalanan. Selain itu juga membuat kita jadi tidak tersesat.

Tahukan kamu apa itu peta dan sejarahnya?

Sejarah peta

Peta bisa dikatakan sebagai gambaran Bumi yang berada di suatu bidang datar dalam skala yang lebih kecil.

Baca juga: Rumus Skala Peta, Menghitung Jarak Sebenarnya dari Jarak di Peta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari National Geographic, peta merupakan representasi simbolis dari karakteristik yang dipilih dari suatu tempat, biasanya digambar pada permukaan datar.

Peta menyajikan informasi tentang dunia dengan cara yang sederhana dan visual.

Peta sudah sejak ribuan tahun lalu. Selama berabad-abad peta telah mengambil berbagai bentuk.

Peta paling awal mungkin adalah sketsa yang dibuat di tanah yang menunjukan daerah sekitarnya.

Orang-orang asli Kepulauan Marshall menggunakan serat kelapa untuk menunjukan pola gelombang antar pulau di Samudera Pasific.

Mereka menggunakan kerang untuk mewakili pulau. Nelayan di Arktik mengukir potongan kayu apung untuk menunjukan fitur pantai.

Salah satu peta tertua yang ada di dunia ditemukan di tablet batu di Spanyol pada 14.000 tahun lalu.

Orang Yunani Kuno biasanya dianggap sebagai pendiri kartografi ilmiah. Seorang astronom, matimatikawan, dan ahli geografi Yunani, Claudius Ptolemaeus pada abad ke-2 membawa pembuatan peta ke tingkat presisi.

Ia menggabungkan semua pengetahuannya tentang dunia ke dalam buku berjudul Geographic.

Baca juga: Call of Duty Mobile Musim Ke-4 Dimulai, Ada Peta dan Karakter Baru

Selama abad pertengahan di Eropa, kartografer menggambar peta yang mencerminkan kepercayaan agama. Peta umumnya dibuat sederhana dan kadang fantasis.

Pada abad kegelapan di Eropa para sarjana Arab terus menghidupkan kartografi ilmiah. Mereke melestarikan karya-karya Ptolemeus dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.

Bahkan Kartografer Arab mampu menghasilkan globel pertama di Eropa Barat.

Pada zaman keemasan Islam, kartografer Arab menggunakan rumus matematika dan astronomi untuk membuat proyeksi peta yang berbeda.

Pada 1154, ilmuwan dan pembuat peta al-idrisi membuat peta dunia yang lebihbaik daripada peta dunia produksi Eropa.

Peta Al-Idrisi mencakup representasi seluruh benua Eurasia , termasuk Skandinavia, Semenanjung Arab, pulau Sri Lanka, dan Laut Hitam dan Laut Kaspia.

Berkembang

Pada abad ke-15, kartografer di Eropa membaik.

Perkembangan percetakan dan ukiran membuat peta yang sebelumnya dibuat dengan tangan dapat disalin dengan cepat.

Baca juga: Cara Efektif Mengemudi dengan Aplikasi Peta Digital

Adanya pelaut yang melakukan perjalanan jauh di lautan. Kemudian menambahkan tanah yang baru ditemukan dan garis pantai yang lebih rinci ke peta mereka.

Pada awal abad ke-19, peta seluruh dunia yang cukup akurat mu mulai disusun. Pada abad tersebut, kartografer menjadi lebih maju dengan perkembangan proses pencetakan yang disebut litografi.

Dilansir wonderpolis, Peta dibuat secara manual dengan tangan. Melukis di atas perkamen atau media untuk menulis yang dibuat dari kulit binatang.

Bisa kamu bayangkan bagaimana harus menggambar peta yang sama persis dan harus dilakukan berulang-ulang kali.

Seiring perkembangan alat dan teknologi membantu kartografer memeperbaiki keterampilan serta menghasilkan peta yang lebih baik.

Contoh, penemuan kompas magnetik yang memungkinkan kartografer meningkatkan kualitas dan akurasi peta.

Kemudian penemuan mesin cetak yang menyebabkan produksi massal peta, yang berarti bahwa jika satu peta yang sangat akurat dapat dibuat, banyak salinan dari peta yang sama dapat dibuat.

Bahkan dibuat peta paling modern dengan komputer yang menggunakan perangkat lunak pemetaan khusus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi