Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cokelat Bisa Membuat Bahagia

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi cokelat
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Kebahagiaan tentu menjadi dambaan semua orang.

Berbagai kegiatan dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan, salah satunya mengkonsumsi cokelat.

Cokelat dipercaya mampu membuat bahagia, bahkan meningkatkan kebahagiaan ketika perasaan sedang tidak baik.

Tahukah kamu, mengapa cokelat bisa menaikkan kadar kebahagiaan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur dalam cokelat

Dilansir dari Washington Post, kakao sebagai bahan utama cokelat memiliki beberapa unsur yang meningkatkan hormon kebahagiaan dalam tubuh.

Berikut unsur cokelat yang digunakan tubuh untuk meningkatkan suasana hati:

Theobromine

Theobromine merupakan senyawa yang mengandung nitrogen. Senyawa ini juga ditemukan dalam teh dan kopi.

Baca juga: 7 Bahan Makanan Super yang Cocok Jadi Isian Cokelat

Namun, cokelat memiliki kandungan theobromine lebih banyak. Jika dicampurkan dengan kafein, maka senyawa ini memberikan stimulasi pada otak.

Pada zaman Suku Maya, theobroma artinya minuman para dewa. Hal ini karena cokelat memiliki peran penting pada zaman tersebut dan menjadi minuman kalangan orang elit.

Anandamide

Anandamide merupakan senyawa yang memengaruhi fungsi otak orang, ketika memakan cokelat.

Fungsinya, untuk mengikat reseptor di otak yang dikenal sebagai reseptor cannabinoid.

Anandamide berperan untuk meningkatkan suasana hati jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

Phenylethylamine (PEA)

PEA merupakan senyawa bahagia ketika kita memakan cokelat. Rasa cokelat yang kita konsumsi dipengaruhi dari senyawa PEA.

Zat kimia ini akan memberikan rangsangan kepada pusat kesenangan di otak manusia.

Meski begitu, senyawa PEA pada cokelat dicerna dengan cepat oleh tubuh, sehingga efeknya tidak bisa bertahan lama.

Baca juga: Es Krim, Sejarah dan Perkembanganya

Gula

Tentu cokelat yang memiliki rasa manis menjadi kegemaran semua orang, terutama anak-anak.

Gula ini merupakan unsur tambahan dalam cokelat, karena aslinya rasa cokelat itu pahit.

Gula yang dicampurkan tersebut mengirimkan sinyal ke otak yangh akan memicu pelepasan bahan kimia yang berkaitan dengan kesenangan.

Lihat Foto
shutterstock
Alat tua penggiling cokelat
Dikonsumsi sejak 4.000 Tahun

Kakao Theobroma adalah tanaman asli cokelat yang tumbuh di daerah tropis. Bijinya menjadi ladang produksi bagi beberapa negara temasuk Indonesia.

Tak heran jika cokelat ternyata sudah dikonsumsi sejak 4.000 tahun yang lalu. Saat itu orang-orang Maya dan Aztec sudah melakukan proses terhadap biji kakao, yaitu dengan cara dipanggang.

Setelah dipanggang, kemudian digiling menjadi bubuk dan siap digunakan sebagai minuman. Minuman cokelat ini dikonsumsi kala musim dingin dan panas.

Baca juga: Sejarah Tahu: Bukan dari Indonesia

Bahkan beberapa orang Aztec sering menambahkan cabai untuk memberikan sensasi cokelat panas.

Kaisar Aztec terakhir, Montezuma II sering mongkonsumsi cokelat ini setipa hari. Dirinya mempercayai bahwa minuman cokelat mampu meningkatkan kejantanan.

Hal ini kemudian dipercaya oleh banyak orang Spanyol dan membawa minuman tersebut ke Eropa.

Orang-orang Eropa kemudian menambahkan gula dan rempah-rempah seperti kayu manis dan vanila.

Hasilnya minuman cokelat bisa kita nikmati sampai saat ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi