Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Matahari: Pengertian, Proses, Jenis, dan Bahayanya

Baca di App
Lihat Foto
Avivah Yamani
Gerhana matahari cincin yang tampak di Singkawang, Kamis (26/12/2019).
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Gerhana matahari adalah fenomena yang terjadi ketika bulan terletak di antara bumi dan matahari.

Dikutip dari Bumi yang Dinamis (2019), bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.

Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, namun bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari.

Ketika bumi, bulan, dan matahari sejajar, bayangan bulan jatuh di bumi menutupi matahari.

Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gerhana Bulan: Pengertian, Proses, dan Penampakannya di Indonesia

Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan.

Adapun mereka yang berada di daerah yang dilalui penumbra, masih dapat melihat sebagian sinar matahari.

Jenis gerhana matahari

Gerhana matahari terbagi menjadi:

Dikutip dari situs Kemdikbud, dalam gerhana matahari cincin, ujung umbra atau bayang-bayang bulan tidak mencapai permukaan bumi.

Hanya perpanjangan umbra (antumbra atau antiumbra) saja yang sampai ke bumi.

Daerah yang dilalui antumbra itulah yang akan melihat matahari seperti cincin bercahaya di langit.

Amankah melihat gerhana matahari?

Gerhana matahari berbahaya untuk dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Catat! 13 Gerhana Matahari Akan Lewati Indonesia Sepanjang 2020-2100

Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari matahari) walaupun hanya beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata.

Ini karena fotosfer memancarkan radiasi tinggi. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan katarak hingga kebutaan.

Panjang gelombang radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi berkisar antara ultra violet (lebih dari 290 nm) hingga sepanjang gelombang radio.

Padahal, kemampuan jaringan pada mata kita untuk menerima sinar matahari hanya sekitar 380-1400 nm.

Ketika mata menerima radiasi UV itu, maka akan terjadi percepatan penuaan pada lapisan terluar dari mata. Inilah yang akan menyebabkan katarak.

Baca juga: Timelapse Video Gerhana Matahari Cincin Tampak Sempurna dari Singkawang

Untuk mengamati gerhana matahari dibutuhkan pelindung mata khusus atau menggunakan metode melihat secara tidak langsung.

Kaca mata hitam (sunglasses) tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi