Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tikus Sering Jadi Percobaan Medis?

Baca di App
Lihat Foto
Francisco Martins
Ilustrasi tikus
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Hewan tikus berperan sangat penting dalam penelitian medis.

Karena tikus sering menjadi percobaan bagi tim medis untuk merumuskan obat bagi penyakit, seperti kanker hingga pengujian suplemen makanan.

Tahukah kamu kenapa tikus sering dijadikan bahan percobaan?

Tikus mudah beradaptasi

Dilansir Live Science, faktanya 95 persen dari semua hewan lab adalah tikus menurut Foundation for Biomedical Research (FBR).

Para ilmuwan dan peneliti mengandalkan tikus, karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kenyamanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cegah Virus Corona, Pemerintah Rusia Tangkap Anjing dan Kucing Liar Sekaligus Basmi Tikus 

Mereka menilai jika tikus mudah ditampung, dirawat, dan beradaptasi baik dengan lingkungan baru.

Tikus juga berproduksi dengan cepat dan memiliki umur pendek, yakni dua hingga tiga tahun. Sehingga beberapa generasi tikus dapat diamati dalam periode waktu yang relatif singkat.

Tikus juga relatif murah dan mudah dibeli dalam jumlah besar dari produsen komersial yang membiakkan hewan pengerat khususnya untuk penelitian.

Pada umumnya tikus merupakan hewan yang pemarah dan jinak. Itu membuat mudah bagi para penelitian untuk menangani, meski beberapa jenis tikus lebih sulit untuk menahan daripada yang lain.

Sebagian besar tikus yang digunakan dalam uji coba medis bawaan. Selain perbedaan jenis kelamin, tikus hampir identik secara genetik.

Menurut National Human Genome Research Institute, itu membantu hasil uji coba medis lebih seragam.

Para peneliti menilai, persyaratan minimum tikus digunakan dalam percobaan harus dari spesies ras yang sama.

Baca juga: Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro 

Mirip manusia

Alasan lain kenapa tikus sering sebagai alat percobaan karena karakteristik genetik. Biologi dan perilakunya sangat mirip dengan manusia, dan banyak gejala kondisi manusia dapat dipreplikasi pada tikus.

Menurut Jenny Haliski, perwakilan National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Welfare, tikus adalah mamalia yang berbagi banyak proses dengan manusia.

Sehingga sesuai digunakan untuk menjawab banyak pertanyaan penelitian. Selama dua dekade terakhir, kesamaan menjadi kuat.

Para ilmuwan sekarang dapat membiakkan tikus yang diubah secara genetik yang disebut tikus transgenik.

Di mana tikus tersebut membawa gen yang mirip yang menyebabkan penyakit pada manusia.

Gen-gen tertentu dapat dimatikan untuk menciptkan tikus knockout yang dapat digunakan buat mengevaluasi efek bahan kimia penyebab kanker (karsinogen) dan menilai keamanan obat.

Beberapa tikus SCID (defisiensi imun kombinasi parah), secara alami dilahirkan tanpa sistem kekebalan. Karena dapat berfungsi sebagai model untuk penelitian jaringan manusia yang normal dan ganas.

Baca juga: Penemu Cuci Tangan 

Berikut contoh gangguan manusia dan penyakit yang digunakan tikus untuk percobaan:

  1. Hipertensi
  2. Diabetes
  3. Katarak
  4. Kegemukan
  5. Kejang
  6. Masalah pernapasan
  7. Tuli
  8. Kanker
  9. Penyakit jantung
  10. HIV dan AIDS
  11. Penyakit Alzheimer
  12. Penyakit Parkinson.

Tikus juga dipakai untuk percobaan dengan menguji obat anti kecanduan yang berpotensi mengakhiri kecanduan narkoba.

"Menggunakan hewan dalam penelitian sangat penting untuk pemahaman ilmiah tentang sistem biomedis yang mengarah pada obat, terapi, dan penyembuhan yang bermanfaat," kata Haliski. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Live Science
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi