Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Gunung Meletus

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS/Jorge Silva
Foto udara memperlihatkan Whaakari, dikenal juga sebagai Pulau Putih, dengan gunungnya yang berasap pada 12 Desember 2019. Gunung meletus yang terjadi pada 9 Desember 2019 itu mengakibatkan 8 orang tewas, dan 9 orang dilaporkan hilang, dengan diprediksi mereka tidak selamat.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Gunung meletus menjadi salah satu bencana paling mematikan dunia.

Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik, adalah salah satu negara yang paling rentan dengan gunung meletus.

Namun bencana gunung meletus sebetulnya bisa diantisipasi. Ini karena kebanyakan gunung api memberikan pertanda sebelum meletus.

Tanda-tanda gunung akan meletus

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memaparkan sejumlah tanda-tanda yang muncul ketika gunung akan meletus:

Baca juga: Proses Terbentuknya Gunung Api

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut USGS, tanda-tanda ini tak selalu ada dan tak menentukan besarnya letusan. Besarnya letusan bisa diprediksi lewat letusan sebelumnya.

Tanda-tanda ini bisa berlangsung selama beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum adanya aktivitas erupsi.

Bisa juga setelah tanda-tanda ini muncul, tak terjadi erupsi sama sekali. Gunung api Campi Flegrei atau Phlegraean Fields di Italia misalnya, selama 60 tahun menunjukkan tanda-tanda ini tanpa adanya erupsi.

Penyebab gunung meletus

Gunung meletus terjadi ketika adanya tenaga dari dalam bumi yang mendorong perut bumi mengeluarkan isinya.

Baca juga: Penyebab Gunung Meletus

Isi perut bumi yang dimaksud adalah magma. Magma adalah batuan meleleh yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, lebih dari 1.000 derajat celsius.

Dilansir dari BBC, batuan meleleh menjadi magma ketika lempeng tektonik bergerak kemudian saling mendekat atau menjauh.

Ketika meleleh, magma menjadi sangat ringan. Ini membuatnya naik ke atas permukaan bumi.

Namun jika magma itu padat dan kental, gas yang dikandungnya tak bisa keluar sehingga terjebak di dalam.

Baca juga: Letusan Gunung Berapi

Gas yang terjebak itu membuat tekanan menjadi tinggi. Tekanan tinggi berbahaya sebab bisa membuat ledakan yang sangat berbahaya bagi kehidupan di permukaan bumi.

Selain itu, letusan gunung berapi juga bisa terjadi ketika magma bertemu dengan air yang berada di bawah permukaan bumi.

Pertemuan kedua material itu akan menghasilkan uap. Jika uap terperangkap, bisa membuat tekanan di dalam menjadi tinggi.

Tekanan tinggi akan membuat ledakan yang dahsyat.

Magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Lava yang mendingin nantinya menjadi batu.

Baca juga: Enam Letusan Dahsyat Gunung Berapi di Indonesia

Selain lava, gunung meletus juga mengeluarkan:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi