Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin: Pengertian, Faktor, dan Jenisnya

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO / ROMEO GACAD
Warga bergotong-royong mendirikan kincir angin tambahan di kawasan turbin angin di Desa Kamanggih, Pulau Sumba, 19 Maret 2014.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Kita membutuhkan angin untuk merasa segar.

Angin dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian. Juga sebagai sumber tenaga untuk membangkitkan listrik.

Tahukah kamu apa itu sebenarnya angin dan jenis-jenisnya?

Pengertian angin

Dilansir dari Cuaca dan Iklim (2018), angin adalah udara yang bergerak. Pergerakan angin disebabkan oleh beberapa hal.

Baca juga: Angin Musim dan Jenisnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satunya karena bumi berputar atau berotasi. Udara juga bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.

Prinsip udara adalah bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.

Pergerakan udara juga dipengaruhi oleh suhu. Daerah yang panas karena menerima lebih banyak matahari, suhunya akan tinggi dan tekanannya rendah.

Sebaliknya, wilayah dengan suhu yang rendah, tekanannya tinggi.

Alat pengukur angin disebut sebagai anemometer. Sementara untuk mengetahui arah angin, digunakan wind vane.

Baca juga: Angin Lokal dan Jenisnya

Di bandara, alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan kecepatannya disebut dengan windsock.

Lihat Foto
https://frutablend.co.id/
Angin lembah dan angin gunung
Faktor angin

Ada beberapa hal yang memengaruhi terjadinya angin:

Gradien barometris adalah angka yang menunjukkan tekanan udara. Makin besar gradien barometris, makin cepat angin bertiup.

Angin di daerah sekitar khatulistiwa seperti Indoensia bergerak lebih cepat dibanding angin di kutub.

Baca juga: Angin: Faktor dan Jenisnya

Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin cepat angin bertiup. Ini disebabkan pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara.

Di permukaan tanah, angin tak begitu cepat sebaba terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda-benda lainnya.

  • Waktu

Angin di siang hari bergerak lebih cepat dari pada angin malam. Ini karena suhu udara di siang hari lebih panas dibanding malam hari.

Jenis angin

Berdasarkan luasan daerah dan proses munculnya, angin dibedakan menjadi dua yakni angin lokal dan angin musim.

Baca juga: Unsur-unsur Cuaca dan Faktor yang Memengaruhi Iklim

Angin lokal adalah udara atau angin yang bertiup secara lokal atau dalam radius dekat di muka bumi. Beberapa jenis angin lokal yakni:

  • Angin laut: bertiup dari laut ke darat di siang hari
  • Angin darat: bertiup dari darat ke laut di malam hari
  • Angin lembah: bertiup dari lembah ke puncak gunung di siang hari
  • Angin gunung: bertiup dari puncak gunung ke lembah di malam hari
  • Angin fohn atau angin jatuh: bertiup naik dari tempat rendah ke tempat tinggi lalu turun lagi di sisi satunya. Biasa terjadi di pegunungan, sifatnya panas dan merusak.
  • Angin ribut atau angin puyuh: datang dari awan cumolonimbus. Datangnya kencang, tiba-tiba, dan cepat, bergerak melingkar seperti spiral.

Sementara angin musim atau angin muson adalah angin yang bergerak terus menerus secara periodik, biasanya tiga hingga enam bulan.

Baca juga: Angin Muson Asia-Australia: Proses dan Sistemnya

Setelah itu, angin akan bergerak ke arah sebaliknya untuk waktu yang sama pula.

Di Indonesia, kita dilewati dua angin muson yakni:

  • Angin muson barat: mengalir dari Asia (musim dingin) ke Australia (musim panas). Membawa musim hujan.
  • Angin muson timur: mengalir dari Australia (musim dingin) ke Asia (musim panas).. Membawa musim kemarau.

Selain itu ada pula angin yang bergerak karena posisi bumi. Angin yang dimaksud yakni:

  • Angin pasat: Berembus dari daerah subtropis ke daerah tropis (khatulistiwa atau ekuator)
  • Angin anti-pasat: Berembus dari daerah kutub ke daerah subtropis

Baca juga: Pengertian Cuaca serta Unsurnya

Lihat Foto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi