Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Perayaan Jumat Agung

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Teatrikal penyaliban Yesus Kristus saat Jalan Salib dalam rangka merayakan Jumat Agung di Gereja Fransiskus Asisi, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). Teatrikal mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus ini mengangkat budaya nusantara 34 provinsi di Indonesia.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Jumat Agung adalah hari di mana umat Kristiani memperingati penyaliban Yesus Kristus.

Dilansir dari situs Chatolic, menurut Injil Jumat Agung merupakan momen untuk mengingat kisah sengsara Yesus Kristus yang sudah dikhianati oleh salah satu muridnya.

Sejak awal Kekristenan, Jumat Agung diamati sebagai hari kesedihan, penebusan dosa, dan puasa.

Sebuah karakteristik yang menemukan ekspresi dalam kata Jerman Karfreitag yang artinya Jumat Sedih.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengikuti Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), arus utama tradisi Kristen telah menyatakan bahwa perjamuan terakhir Yesus dengan murid-muridnya pada malam sebelum Penyaliban-Nya adalah suatu penenang Paskah.

Tanggal jatuhnya Jumat Agung maupun Paskah cukup fleksibel. Hal ini karena penetapan tanggal perayaan menyesuaikan kalender lunisolar Yahudi.

Baca juga: Tetap Ibadah dari Rumah, Ini Jadwal Pekan Suci Paskah 2020 di TV hingga Radio

Di mana menghubungkan Perjamuan Terakhir dengan beberapa peristiwa setelahnya.

Untuk tahun ini, Jumat Agung jatuh pada tanggal 10 April 2020 sehingga untuk perayaan Paskah pada tanggal 12 April 2020.

Lihat Foto
KOMPAS.com/NURSITA SARI
Jemaah Kristen Katolik melaksanakan ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (30/3/2018).
Jalan salib dan puasa

Peristiwa Jumat Agung biasanya didahului dengan kegiatan Jalan Salib atau Stations of the Cross.

Di mana pengabdian 14 langkah untuk mengenang perjalan Yesus Kristus sebelum dan sesudah disalibkan.

Pada Jumat Agung, umat Kristiani diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan puasa di dalam Gereja.

Artinya secara tradisional tidak ada Misa dan tidak ada perayaan Ekaristis pada Jumat Agung.

Baca juga: Paskah dan Ramadhan di Tengah Covid-19, Pemerintah Minta Masyarakat Ikuti Anjuran Pemuka Agama

Liturgi dan komuni masih dijalankan. Biasanya Gereja dalam keadaan hening, bahkan lonceng Gereja tidak boleh dibunyikan.

Suasana khusyuk tersebut dilakukan untuk meresapi peristiwa sengsara Tuhan Tesus dan dipertahankan hingga Malam Paskah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Chatolic
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi