Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Perempuan Kebanggaan Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/KARTONO RIYADI
Foto kenangan ketika trio Srikandi Indonesia (dari kiri), Lilies Handayani, Nurfitriyana S Lantang, Kusumawardani, saat menerima medali perak di Olimpiade Seoul, Sabtu (1/10/1988).
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Olahraga yang melibatkan ketangkasan dan kecerdikan tak hanya milik laki-laki.

Perempuan juga mampu melakukannya, bahkan mampu menorehkan prestasi gemilang.

Program Belajar dari Rumah di TVRI pada Selasa, 21 April 2020 menayangkan sosok 13 perempuan yang berprestasi di bidang olahraga.

Berikut profil singkat para pengibar Sang Saka di kancah internasional:

Lilies Handayani, Nurfitriyana Saimana, dan Kusuma Wardhani

Lilies, Fit, dan Kusuma Wardhani adalah perempuan Indonesia peraih medali Olimpiade pertama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 3 Oktober 1988, mereka sukses merebut medali perak pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.

Untuk pertama kalinya dalam 36 tahun, Indonesia dapat medali.

Sejarah yang ditorehkan ketiganya bermula dari latihan di tanah lapang dan sawah.

Baca juga: Mengenang 3 Srikandi Peraih Medali Olimpiade Pertama bagi Indonesia

Lihat Foto
Stanly
Alexandra Asmasoebrata, pebalap Asian Formula Renault (AFR) wanita.
Alexandra Asmasoebrata

Allida Alexandra Nurluthvia atau lebih dikenal sebagai Alexandra Asmasoebrata adalah pembalap wanita pertama di Indonesia.

Ia bahkan masuk ke dalam buku MURI sebgai satu-satunya pembalap wanita di Indonesia dan tingkat Asia.

Andra, panggilan akrabnya, lahir di Jakarta pada 23 Mei 1988. Ia adalah putri pembalap lawas Alex Asmasoebrata.

Ia memulai balapan dengan gokart, dengan pertama menjadi juara National Kart Championship pada 2002.

Andra kemudian pindah ke kelas yang lebih tinggi, hingga mengikuti kejuaraan Formula Renault Asia.

Baca juga: Alexandra Asmasoebrata: Aku Ingin Dikenal karena Prestasi

Lihat Foto
KOMPAS.COM/NORMA GESITA
Pelari gawang, Dedeh Erawati, melompati rintangan saat latihan rutin di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Dedeh Irawati

Dedeh Irawati adalah atlet lari gawang asal Subang, Jawa Barat.

Ia mewakili Indoensia pada Asian Games.

Pada 2019, Dedeh berhasil menyabet medali emas dan perak nomor 100 meter lari gawang (Kategori usia 35-39 tahun) di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol.

Baca juga: Dedeh Irawati Rebut Emas Buat Jakarta

Lihat Foto
ANTARA FOTO/INASGOC/AKBAR NUGROH
Atlet wushu Indonesia Lindswell beraksi dalam nomor Taijijian di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/8/2018). Lindswell mempersembahkan emas kedua bagi kontingen Merah Putih usai berlaga dalam nomor Taijijian, meraih nilai tertinggi dengan total skor 9,75.
Lindswell Kwok

Lindswell Kwok adalah atlet wushu yang namanya melejit pada Asian Games 2018 lalu.

Di ajang itu, ia membawa emas kedua bagi Indonesia.

Atlet kelahiran Medan, 24 September 1991 itu awalnya belajar wushu karena paksaan orangtua.

Namun ketika menginjak bangku SMP, Lindswell menyadari ada hal yang menarik dari wushu.

Ia pertama menorehkan prestasi pada 2006 dalam World Junior Championships.

Banyak yang mengira kesuksesan Lindswell adalah bantuan dari kakaknya, Iwan Kwok, Ketua Umum PB Wushu Indonesia (PBWI) yang juga sering menjadi wasit.

Padahal, Linsdwell menorehkan prestasi karena jerih payahnya.

Baca juga: Lindswell Kwok: Saya Senang, Puas, dan Lega, Saya Mau Istirahat Dulu

Lihat Foto
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Atlet putri asal Bali, Maria Natalia Londa bertanding saat final lompat jangkit putri PON XIX di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, Minggu (25/9/2016). Ia meraih emas dengan hasil lompatan 13.52 meter.
Maria Natalia Londa

Maria Natalia Londa adalah atlet lompat jauh kebanggaan Indonesia.

Perempuan kelahiran Denpasar itu ketagihan belajar lompat jauh ketika duduk di bangku sekolah dasar.

Sejak saat itu, ia menekuni lompat jauh hingga mengikuti berbagai perlombaan.

Ia lolos ke Olimpiade di Rio pada 2016.

Sebanyak 50 medali emas yang diraihnya, dipajang di lemari buatan ayahnya.

Sayang, ia harus mengakhiri 20 tahun kariernya karena cedera.

Baca juga: Harapan Medali Emas Asian Games dari Maria Londa

 

Lihat Foto
Atlet disabilitas nasional, Ni Nengah Widiashi, saat acara pelepasan atlet Indonesia yang akan tampil di ajang Paralympic Games 2016 Rio de Janeiro, di Lor In Hotel, Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/9/2016)
Ni Nengah Widiasih

Perempuan asal Bali ini lahir pada 12 Desember 1992.

Di usia tiga tahun, ia kehilangan pergerakan kakinya karena polio. Ia terpaksa menggunakan kursi roda.

Namun kondisi ini tak menyurutkan ketertarikan Ni Nengah. Di lingkungan tinggalnya, banyak atlet angkat berat.

Ni Nengah ikut berlatih, bahkan didorong oleh pelatih untuk sungguh-sungguh menekuni angkat berat.

Ia menjuarai kejuaraan nasional di usia 14 tahun. Prestasi itu menumbuhkan kepercataan dirinya hingga melanggeng ke Paralympic.

Baca juga: Asian Para Games 2018, Ni Nengah Raih Medali Perak untuk Indonesia

Rifda Irfanaluthfi

Rifda adalah pesenam artistik Indonesia yang lahir di Jakarta pada 16 Oktober 1999.

Kecintaannya pada senam bermula ketika ia melihat atlet di Ragunan berlatih trampolin.

Sejak saat itu, Rifda berlatih hinga menjuarai berbagai ajang di tingkat nasional dan internasional.

Baca juga: Menanti Kiprah Lalu M. Zohri dan Rifda pada 2019 demi Olimpiade 2020

 

Lihat Foto
NUGYASA LAKSAMANA/KOMPAS.com
Pecatur Indonesia, Irene Kharisma, berpose saat menghadiri konferensi pers soal partisipasinya dalam Kejuaraan Dunia Catur Wanita 2017, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Irene Kharisma Sukandar

Irene Kharisma Sukandar adalah pecatur yang lahir pada 7 April 1992.

Ia menyandang gelar Grand Master pertama di usia 16 tahun.

Baca juga: Perjuangan Pecatur Irene Kharisma di Kejuaraan Dunia

Lihat Foto
KOMPAS.com/NAZAR NURDIN
Mantan petenis nasional Yayuk Basuki
Sri Rahayu Basuki

Sri Rahayu Basuki atau kerap dipanggil Yayuk Basuki adalah legenda tenis asal Yogyakarta.

Yayuk telah mengenal raket tenis sejak ia masih berusia 5 tahun. Menginjak usia 13 tahun, Yayuk bergabung di sebuah klub tenis di Ragunan, Jakarta.

Dengan bakat serta semangat yang begitu besar, ia berhasil menoreh prestasinya yang pertama dengan menjuarai turnamen seri International Tennis Federation (ITF) pada tahun 1989, yaitu Garuda Indonesia Super Tennis.

Dari situ, karir Yayuk semakin gemilang.

Ketika Asian Games 1986 di Seoul, Korea, ia menjadi satu-satunya yang menyumbang medali emas untuk Indonesia.

Baca juga: Kisah Mantan Atlet Yayuk Basuki, Harus Menang demi Biaya Tiap Turnamen

Lihat Foto
LAI SENG SIN/AP
Pebulu tangkis Indonesia, Lilyana Natsir, mengembalikan serangan ganda China, Xu Chen/Ma Jin pada partai pertama perempat final Piala Sudirman, Kamis (23/5/2013). Tontowi Ahmad/Lilyana menang 21-18 14-21 21-16.
Liliyana Natsir

Nama Liliyana Natsir sudah dikenal banyak orang. Butet, panggilan akrabnya, mulai serius bermain bulu tangkis saat berusia 9 tahun. Ketika itu, dia masuk PB Pisok di Manado, Sulawesi Utara.

Pada usia 12 tahun, Butet hijrah ke Jakarta demi mengasah bakatnya dalam mengayunkan raket.

Ia terpaksa berhenti sekolah demi mengejar mimpinya. Keputusan itu tak sia-sia. Karena pada 2002 dia kemudian masuk pelatnas PBSI.

Sejak saat itu, Butet menjuarai berbagai ajang bergengsi. Di antaranya antara lain juara All England Open dan meraih medali emas Olimpiade.

Ia pensiun pada 2019 lalu.

Baca juga: Perhentian Akhir Liliyana Natsir, Terima Kasih Butet...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi