Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Pembuatan Perahu Phinisi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA
Lako Dia, kapal phinisi milik Ayana Komodo Resort, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/9/2018).
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Perahu Phinisi merupakan perahu layar tradisional yang terkenal dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan.

Proses pembuatan Perahu terbilang cukup unik dan membutuhkan waktu lama. Dikerjakan dengan cara tradisional memakai tenaga manusia.

Pembuaat perahu merupakan warisan yang sudah turun temurun sejak ribuan tahun lalu hingga sekarang. Perahu Phinisi sudah ada sejak abad ke-14.

Proses pembuatan

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), proses pembuatan Perahu Phinisi sangat unik.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam membuat Perahu Phinisi dengan cara-cara tradisional. Tiap tahapan ada perhitungan-perhitungan tersendiri yang dimiliki Suku Bugis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Perahu Phinisi, Perahu Tradisional Khas Suku Bugis

Berikut tahapan pembuatan Perahu Phinisi:

Tahap pertama

Tahap pertama yang dilakukan dengan menentukan hari baik untuk mencari kayu. Biasanya hari baik untuk mencari kayu jatuh pada hari ke-5 dan ke-7 di bulan yang sedang berjalan.

Angka 5 menyimbolkan naparilimai dalle'na yang berarti rezeki sudah ditangan. Sementara angka 7 menyimbolkan natujuangngi dalle'na yang berarti selalu mendapat rezeki.

Ada empat jenis kayu yang biasanya dipakai untuk membuat perahu, yakni kayu besi, kayu bikti, kayu kandole atau punaga, dan kayu jati.

Tahap kedua

Pada tahap kedua ada beberapa langkah, dan keunikan saat pengerjaannya. Tahap kedua merupakan proses menebang, mengeringkan dan memotong kayu.

Selanjutnya kayu atau bahan baku dirakit menjadi sebuah perahu dengan memasang lunas, papan, mendempul, dan memasang tiang layar.

Penggabungan kayu-kayu pembuat kapal, tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku. Tapi menggunakan pasak kayu, sehingga membuat bagian-bagian bisa menyatu.

Pada saat peletakan lunas, harus disertai dengan proses khusus. Saat dilakukan pemotongan, lunas diletakkan menghadap timur laut.

Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki, sedangkan lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita.

Setelah selesai diberi mantra, bagian yang dipotong ditandai dengan pahat. Pemotongan dilakukan menggunakan gergaji dan harus dilakukan tanpa boleh berhenti.

Itu kenapa untuk pemotongan harus dikerjakan oleh orang-orang yang bertenaga. Demikian selanjutnya setiap tahapan selalu melalui ritual tertentu.

Baca juga: Mengagumi Kapal Phinisi dari Tanjung Bira yang Mendunia

Tahap ketiga

Proses pada tahap pertama dan kedua harus melalui beberapa langkah yang panjang dan membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Untuk tahap ketiga merupakan langkah terakhir dari pembuatan Perahu Phinisi. Pada tahap terakhir ini peluncuran perahu ke laut.

Sebelum perahu diluncurkan ke laut ada upacara-upacara adat yang harus dilakukan. Pada tahap ini Upacara adat yang dilaksanakan maccera lopi (mensucikan perahu) yang ditandai dengan penyembelihan binatang.

Jika Perahu Phinisi berbobot kurang dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor kambing.

Tapi, jika perahu bobotnya mencapai lebih dari 100 ton, binatang yang disembelih adalah seekor sapi.

Baca juga: Perahu Phinisi Berlayar di PATA Travel Mart 2016

Bagian Perahu Phinisi

Pada Perahu Phinisi ada beberapa bagian, yakni:

  1. Anjong (segitiga penyeimbang), yang berada pada bagian depan kapal
  2. Sombala (layar utama), yang berukuran besar mencapai 200 meter
  3. Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.
  4. Cocoro pantara (layar bantu depan).
  5. Cocoro tangga (layar bantu tengah).
  6. Tarengke (layar bantu di belakang)

Jenis Perahu Phinisi

Saat ini ada dua jenis macam Perahu Phinisi, yakni:

  • Perahu Phinisi Lamba/Lambo

Perahu Phinisi Lamba merupakan perahu modern yang masih bertahan hingga sekarang dan dilengkapi dengan motor diesel.

  • Perahu Phinisi Palari

Perahu Phinisi Palari merupakan bentuk awal Perahu Phinisi dengan lunas yang melengkung dan ukurannya lebih kecil dari jenis Perahu Lamba.

Tradisi pembuatan dan pemanfaatan Perahu Phinisi oleh Suku Bugis, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan atau dilestarikan hingga sekarang meski zaman semakin modern.

Itu menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dilestarikan sebagai jati diri bangsa.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi