Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noken, Tas Tradisional khas Papua yang diakui UNESCO

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Perempuan menggunakan noken (tas khas Papua) mambawa beban berat melewati bukit terjal di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (3/5/2012). Tas khas Papua yang terbuat dari rajutan kulit kayu diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Noken merupakan tas tradisional yang berasal dari Papua.

Noken tidak hanya sebatas tas, tapi memiliki berbagai makna. Noken dibuat oleh wanita Papua dengan menggunakan bahan-bahan alam.

Biasanya noken dipakai untuk membawa hasil-hasil pertanian dan membawa barang dagangan ke pasar. Penggunaan noken pun cukup unik. Di mana tidak memakai tangan tapi kepala.

Bahkan noken ditetapkan sebagai sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO pada, 4 Desember 2012 lalu.

Sejarah

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), keberadaan Noken di tanah Papua sudah ada cukup lama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada sekitar 250 suku di Papua yang mengenal dan mengenakan Noken dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Istimewanya Noken, Tas Asal Papua yang Terbuat dari Serat Kayu 

Keberadaan Noken sudah menjadi kebudayaan yang dikerjakan secara turun temurun hingga sekarang.

Sejak dahuku Noken digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Di mana fungsi sehari- harinya untuk membawa hasil kebun, hasil laut, kayu, bayi, hewan kecil, belanjaan, uang, sirih, atau makanan.

Noken juga dapat dipakai sebagai tutup kepala atau badan.

Sejarang panjang noken mendorong tumbuhnya hubungan antara noken dan pandangan hidup orang Papua, seperti sikap kemandirian orang Papua, kebiasaan tolong menolong.

Noken dimaknai juga sebagai rumah berjalan yang berisi segala kebutuhan. Noken juga dianggap sebagai simbol kesuburan perempuan, kehidupan yang baik, dan perdamaian.

Filosofi Noken

Noken dibuat dari bahan-bahan alam. Jenis pohon yang dipakai untuk membuat noken, yakni serat pohon Yonggoli dan pohon Huisa.

Kedua pohon tersebut tumbuh liar di hutan Papua. Serat-serat tersebut kemudian dianyam atau dirajut.

Bagi masyarakat Papua, noken mengandung banyak nilai filosofis. Noken tidak hanya sekedar tas untuk membawa barang, tapi juga banyak nilai-nilai yang diajarkan nenek moyang Papua kepada generasi sekarang.

Baca juga: Startup UMN Walibu Perkenalkan Tas Papua di Ajang Bisnis Singapura

Noken dibuat secara khusus oleh wanita Papua. Bahkan mama-mama mengajarkan kepada anak-anak perempuan membuat noken hingga bisa membuat sendiri.

Kemampuan membuat noken melambangkan tanda kedewasaan seorang wanita. Tidak hanya itu, wanita yang tidak bisa membuat noken tidak boleh menikah hingga benar-benar bisa membuat noken sendiri.

Namun dengan perubahan zaman, adat istiadat seperti itu sudah mulai terkikis dan perlahan mulai hilang.

Sebagai warisan budaya dunia

UNESCO menetapakan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda. Penetapan tersebut dilakukan di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012.

Noken digolongkan dalam kategori 'in Need of Urgent Safeguarding' atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.

Noken masuk dalam ranah tradisi dan ekspresi lisan, pengetehuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semseta, dan kemahiran kerajinan tradisional.

Baca juga: Noken, Oleh-oleh Khas Papua Favorit Turis

Noken Papua adalah hasil daya cipta, rasa dan karma yang dimilili manusia berbudaya dan beradat.

Noken Papua merupakan bagian dari prestasi pencapaian masyarakat noken Papua sendiri atas tumpuan harapan yang memoles bakat alami melalui kemahiran kerajinan tangan.

Noken adalah hasil kerajinan tangan masyarkat Papua. Noken sudah tersohor di tanah Papua dengan kearifan sosial budayanya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi