Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Seram, Salah Satu Jalur Rempah di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA
Peta Petualangan Jalur Rempah Tempo Dulu yang diadakan di Le Meridien Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Indonesia terkenal dengan rempah-rempah sejak dulu yang dikenal hingga di dunia.

Kemahsyuran rempah-rempah Indonesia sudah tercatat di banyak manuskrip kuno sebagai bagian penting dalam pembentukan peradaban dunia.

Rempah-rempah Indonesia menjadi salah satu komoditas penting dalam jalur perdagangan sejak zaman kerajaan.

Para pedagang-pedagang dari Asia Timur (China), Asia Selatan (India) dan Asia Barat (Arab, Persia) adalah bangsa-bangsa yang menemukan Maluku dan hasil rempah-rempahnya. 

Perjalanan rempah-rempah itu kemudian dipetakan. Sehingga Indonesia menjadi pusat dari jalur rampah dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rempah-rempah Indonesia, seperti pala dan cengkeh memiliki kualitas sangat baik. Bahkan harganya cukup mahal dan sangat terkenal di dunia.

Baca juga: Rempah-Rempah, Alasan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Salah satu wilayah yang kaya akan rempah-rempah adalah Maluku dan menjadi banyak incaran bangsa-bangsa di dunia.

Maluku sudah terkenal dengan rempah-rempahnya yang mendunia sejak dahulu kala.

Ada beberapa jalur rempah untuk menuju ke Maluku, salah satunya jalur rempah Pulau Seram. Di sana banyak perkebunan rempah-rempah.

Pulau Seram berada di Desa Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat. Pulau Seram termasuk salah satu penghasil rempah-rempah terbaik di Wilayah Maluku.

Tanamam rempah-rempah yang tumbuh disana cukup banyak dan bervariasi, seperti pala, cengkeh, lada, atau sagu.

Lokasi strategis

Keadaan alam di Pulau Seram sangat strategis dan udaranya sejuk. Sehinga memungkinan tanaman rempah-rempah tumbuh subur di Pulau Seram.

Dengan lokasi yang strategis tersebut banyak negara-negara yang datang ke Pulau Seram. Masyarakat di sana banyak yang berprofesi sebagai petani pala, cengkeh, sagu, dan laga.

Karena tanaman-tanaman tersebut menjadi primadona dan digemari banyak orang. Di mana sangat membantu kehidupan masyarakat di sana.

Jalur rempah Pulau Seram tersebut banyak memberikan manfaat yang sebelumnya belum diketahui orang.

Baca juga: Rempah-rempah Khas di Indonesia 

Rempah-rempah dari Maluku banyak yang diperdagangkan ke Jawa dan Sumatera atau negara lain.

Itu yang membuat Kerajaan Sriwijaya hingga Banten menjadi pusat perdagangan Kedatangan Bangsa Eropa.

Kedatangan bangsa Eropa

Dikutip situs Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), pada abad ke-16 bangsa-bangsa Eropa, seperti Spanyol, Portugis dan Belanda kembali menemukan Maluku.

Sehingga membuat Maluku tidak asing lagi bagi masyarakat dunia.

Kedatangan mereka berambisi untuk berburu dan menguasai rempah-rempah dengan menjajah Nusantara.

Karena Maluku sangat identik dengan Pulau Rempah. Bahkan, pada masa itu, Maluku dianggap sebagai “Pulau Surga” yang diberkati Tuhan. Sehingga siapa yang bisa mencapainya akan mendapat kemakmuran.

Baca juga: Lada, Rajanya Rempah-rempah Dunia Ada di Indonesia

Bangsa Eropa yang pertama datang, yakni Portugis. Kemudian Spanyol dan Belanda yang datang ke Indonesia sebagai pedagang.

Bahkan Belanda kemudian membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau persekutuan dagang Belanda. Kemudian VOC menguasai Indonesia dalam waktu yang cukup lama.

Setidaknya ada tujuh jenis rempah-rempah yang menjadi kekayaan Indonesia, yakni lada, kayu manis, pala, vanili, cengkih, kunyit, dan jahe.

Selain memiliki nilai jual yang tinggi atau mahal. Rempah-rempah juga memiliki manfaat yang baik untuk pengobatan dan kesehatan. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi