Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Banten, Materi Belajar dari Rumah TVRI 27 April SMP

Baca di App
Lihat Foto
gotravelly.com
salah satu obyek wisata religi di Banten yaitu Masjid Agung Banten.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Masjid Agung Banten merupakan salah satu situs peninggalan bersejarah di Indonesia.

Masjid Agung Banten juga salah satu masjid tertua yang sarat akan sejarah dalam perkembangan Islam di Nusantara khususnya Banten.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Masjid Agung Banten dibangun pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin (1552-1570).

Maulana Hasanuddin merupakan raja pertama Kasultanan Banten. Sultan Hasanuddin merupakan putra pertama Sunan Gunung Jadi, salah satu wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Masjid Agung Banten termasuk salah satu cagar budaya yang dilindungi. Lokasi Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Serang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Masjid Agung Banten dan Tradisi Ziarah Makam Sultan Jelang Ramadhan 

Arsitektur bangunan masjid

Bangunan utama masjid memiliki rancang bangun tradisional, merupakan inti atau daerah sakral dari kompleks masjid.

Seperti bangunan masjid kuno lainnya, bangunan Masjid Agung Banten memiliki ciri-ciri sebagai masjid kuno Jawa.

Ciri khusus pada Masjid Agung Banten terdapat sebuah gapura pada keempat arah mata angin.

Kemudian menara masjid menggunakan bahan batu yang menjulang setinggi 24 meter dengan diameter 10 meter, ada 83 tangga pada menara tersebut.

Ciri lain Masjid Agung Bantena pada bagian atap bangunan utama yang bertumpuk lima mirip dengan pagoda asal China. Itu merupakan hasil desain seorang arsitektur China bernama Tjek Ban Tjut.

Terdapat juga sebuah kontruksi tembok persegi delapan yang dikenal dengan nama istiwa, bencet atau mizwalah. Di mana digunakan sebagai pengukur waktu dengan memanfaatkan bayangan dari sinar matahari.

Adanya dua buah serambi yang dibangun menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Pada bangunan masjid ditopang oleh 24 tiang (soko guru), empat tiang utama terletak pada bagian tengah ruangan.

Baca juga: Pulau Seram, Salah Satu Jalur Rempah di Indonesia 

Pada bagian bawah terdapat empat buah umpak batu berbentuk buah labu. Mihrab terdapat di dinding sebelah barat berupa ceruk tempat imam memimpin shalat.

Dinding timur memisahkan ruang utama dengan serambi timur yang mempunyai bentuk atap limas.

Pada dinding tersebut ada empat buah pintu masuk yang rendah. Setiap jamaah yang masukan ruangan utama harus menundukkan kepala.

Arsitektur bangunan Masjid Agung Banten terdiri dari perpaduan sentuhan budaya, diantaranya Tiongkok, Jawa, Hindu hingga Eropa.

Tempat ziarah

Pengunjung yang datang ke Masjid Agung Banten tidak hanya jamaah yang hendak menjalan salat lima waktu.

Baca juga: Ritual Sigofi Ngolo, Tradisi Membersihkan Laut di Teluk Jailolo

Banyak juga pengunjung dari berbagai daerah yang datang untuk berziarah. Karena di Masjid Agung Banten terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten dan keluarga.

Seperti makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar.

Kemudian di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan beberapa lainnya.

Masjid Agung Banten menempati lahan seluas 1,3 hektar yang dikelilingi dengan tembok setinggi kurang lebih satu meter. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi