Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Chairil Anwar, pelopor Angkatan 45 yang terkenal dengan puisi Aku dan tanggal wafatnya diperingati sebagai Hari Puisi Nasional di Indonesia.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Chairil Anwar, penyair terkemuka di Indonesia, yang tanggal wafatnya pada 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional, merupakan pelopor angkatan 45.

Tahukah kamu mengapa Chairil Anwar disebut pelopor Angkatan 45?

Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

Mengutip Chairil Anwar, Hasil Karya dan Pengabdiannya (2009) karya Sri Sutjianingsih, pada zaman pendudukan Jepang, mulai dikenal seorang sastrawan muda bernama Chairil Anwar yang sangat berani mengeluarkan pendapat.

Chairil Anwar tidak mau berpura-pura menjadi corong propaganda Jepang. Chairil Anwar tidak senang terhadap usaha pemerintah Jepang yang memanfaatkan semangat kebudayaan bangsa Indonesia sebagai potensi perang untuk memenangkan kepentingan Jepang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chairil Anwar adalah sosok yang sejak semua menaruh curiga pada maksud baik Jepang yang membentuk Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso) pada 1943.

Baca juga: 28 April, Hari Puisi Nasional dan Mengenang Chairil Anwar

Chairil Anwar mempunyai pandangan tersendiri mengenai seni di Indonesia dan ingin mengadakan revolusi dalam dunia sastra. Chairil Anwar menginginkan perubahan bagi generasinya, yaitu generasi sesudah perang.

Ia mengkritisi Angkatan Pujangga Baru dari sisi semangat dan bentuk sajak. Kemudian ia mengemukakan puisi-puisinya sendiri yang revolusioner dari sisi bentuk maupun isi.

Dalam menuliskan sajak-sajaknya, Chairil Anwar membawa perubahan radikal. Ia menggunakan bahasa Indonesia yang hidup dan berjiwa, bukan bahasa buku melainkan bahasa percakapan sehai-hari yang dibuat bernilai sastra.

Bentuk irama pada sajak karya Chairil Anwar jauh dari pantun, syair, soneta atau sajak bebas angkatan Pujangga Baru. Isinya menggambarkan pemberontakan yang terjadi dalam jiwa.

Sajak-sajak Chairil memberi udara segar bagi kesusasteraan Indonesia yang berada di bawah kekuasaan Jepang, yang tidak memberikan kebebasan berpikir dalam seni dan budaya.

Baca juga: Puisi: Arti dan Jenisnya

Tetapi justru saat itulah, Chairil Anwar membuat suatu revolusi dalam kesusateraan Indonesia dengan membawa aliran ekspresionisme. Dengan pengaruh sastrawan-sastrawan Belanda angkatan sesudah Perang Dunia I seperti Marsman, Du Perron dan Ter Braak.

Pembaharuan yang dilakukan Chairil Anwar telah mendobrak aturan-aturan kaku yang menghalangi kebebasan pribadi. Ia ingin menjadi manusia wajar yang merdeka mengeluarkan pendapat. Maka dari itu, Chairil Anwar disebut pelopor Angkatan 45.

Perubahan dan pembaharuan yang dibawa Chairil Anwar mendapat tanggapan baik dari penyair-penyair muda seangkatannya. Pendukung Chairil Anwar antara lain Asrul Sani, Rivai Apin, M Akbar Djuhana, Moh Ali, P Sengodjo, S Rukiah, Waluyati, Dodong Djiwapradja, Harjadi S Hartowardojo dan lain-lain.

Dengan demikian, lahirlah angkatan baru dalam Kesusasteraan Indonesia. Awalnya angkatan ini mendapat sebutan bermacam-macam seperti Angkatan Sesudah Perang, Angkatan Chairil Anwar, dan Angkatan Kemerdekaan.

Baru pada 1948, Rosihan Anwar menyebut angkatan ini dengan sebutan Angkatan 45 yang kemudian digunakan secara resmi. Tetapi menurut Abdul Hadi WM, Chairil Anwar sendiri menuliskan penamaan Angkatan 45.

Baca juga: Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Unsur

Ciri-ciri Angkatan 45

Secara garis besar, ciri-ciri Angkatan 45 adalah:

  1. penghematan bahasa, berbicara seperlunya, menolak bahasa yang berlebihan, mengurangi retorika dan menghilangkan pengulangan kalimat.
  2. mengutamakan orisinalitas, menghindari pemakaian ungkapan dan perbandingan usang, menonjolkan individualisme dan kebebasan pribadi.
  3. berpikir lebih kritis dan dinamis, persoalan lebih beraneka warna, berorientasi lebih luas, keberanian mengemukakan visi, dan menyingkirkan aturan-aturan kaku.

Beberapa tokoh Angkatan 45 yang mendukung Chairil Anwar adalah Asrul Sani, Rivai Apin, M Akbar Djuhana, P Sengodjo, Dodong Djiwapradja, S Rukiah, Waluyati, Harjadi S Hartowardojo, Moh Ali dan lain-lain.

Pada awal 1946, Chairil Anwar bersama kawan-kawannya mendirikan perkumpulan Gelanggang Seniman Merdeka. Tujuannya untuk menyatukan kebudayaan nasional dengan menggiatkan segala cabang kebudayaan.

Anggota Gelanggang Seniman Merdeka terdiri dari pengarang, penulis, musikus, pelukis dan lain-lainnya. Anggota perkumpulan ini antara lain Baharuddin MS (pelukis), Mochtar Apin (penulis), Pramoedya Ananta Toer, Asrul Sani, Rivai Apin, Sitor Situmorangm dan lain-lain.

Beberapa contoh puisi karya Chairil Anwar adalah Aku, Diponegoro, Persetujuan dengan Bung Karno, Doa, Senja di Pelabuhan Kecil, dan lain-lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi