Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Donat Punya Lubang?

Baca di App
Lihat Foto
itakdalee
Ilustrasi donat, makanan manis
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Kamu pasti pernah membuat atau makan donat. Donat merupakan salah satu makanan favorit bagi banyak orang di dunia yang berbentuk cincin.

Karena memiliki banyak rasa berbeda dengan segala macam berbagai topping. Kita sering bertanya-tanya kenapa donat memiliki lubang pada pada bagian tengah.

Tak sedikit yang terpesona dengan lubang donat tersebut.

Tahukah kamu kenapa donat berlubang?

Ada beberapa teori umum tentang asal usul lubang donat. Salah satunya yang populer dari pelaut Amerika, Hanson Gregori.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir Wonderopolis, Hanson Gregori menciptakan lubang donat pada 1847 ketika naik kapal perdagangan kapur.

Waktu itu, ia berusia 16 tahun. Gregory merasa tidak senang dengan konsistensi kue goreng yang disajikan di kapal meski bagian luar dan pinggir garing namun tengahnya berminyak dan pucat.

Baca juga: Cara Membuat Donat Kentang Empuk dan Mengembang, Tidak Ada Lagi Donat Bantet

Kemudian Gregori melubangi dibagian tengah kue goreng. Sehingga bagian dalam kue yang dimasak sama rata dengan bagian luar.

Ketika adonan ditempatkan dalam alat penggoreng, bagian luar dan ujungnya akan matang cepat karena terkena minyak panas.

Namun untuk adonan yang berada di bagian dalam butuh waktu yang lebih lama untuk matang. Bahkan itu bisa menyebabkan adonan terbakar.

Ketika membuat lubang di tengah adonan memungkinkan bagian dalam dan bagian luar matang secara merata. Sehingga menghasilkan donat yang sempurna.

Kemudian Gregory mengajarkan tekni tersebut kepada ibunya Elizabeth Gregory dan orang- orang yang ditemuai.

Berkat teknik tersebut, donut menjadi populer dan menyebar dikalangan masyarakat di dunia. Banyak donut yang dijual dengan berbagai bentuk dan rasa.

Sejarah donut

Donat sudah ada sejak lama dalam berbagai bentuk. Para peneliti terus memunculkan tentang
donat seperti donat di tengah-tengah pemukiman penduduk asli Amerika prasejarah.

Baca juga: Donat dan Pasukan Doughboys AS pada Perang Dunia I, Apa Berkaitan?

Tapi donat yang tepat konon datang ke Manhattan (saat itu masih New Amsterdam) dengan nama olykoeks Belanda yang tidak disukai atau "kue berminyak."

Dikutip situs Smithsonian magazine, donat yang sederhana memang memiliki masa lalu yang berbelit-belit yang melibatkan imigran Belanda, pengasingan Rusia, pembuat roti Prancis, dan penduduk asli Amerika.

Suku-suku Jerman zaman kuno dan abad pertengahan pernah memakan adonan makanan yang berbentuk bola dan digoreng.

Makanan tersebut bagian dari festival selama titik balik matahari musim dingin atau winter solstice.

Ada juga yang mengatakan bahwa donat telah dikonsumsi oleh orang-orang Yunani dan Romawi Kuno yang menggoreng adonan kue dan diolesi dengan lapisan madu.

Baca juga: Gordon, Donat ala Amerika dengan Kearifan Lokal 

Mesin donat pertama ada sebelum 1920 di New York City.

Seorang pengungsi dari tsar Rusia, Adolph Levitt menjual donat goreng dari toko rotinya.

Masyarakat waktu itu mendorong untuk membuat gadget yang mengocok cincin lezat lebih cepat.

Mesin donat Adolph Levitt adalah tanda pertama bahwa donat sampai saat itu hanyalah sensasi rasa, dapat diproduksi dan menjadi tontonan publik.

Pada 1931, mesin donat tersebut menyebar diberbagai wilayah dan negara. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi