Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Nasional Betung Kerihun, Menyimpan Keanekaragaman Hayati

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN
Resort yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum di pulau Bukit Tekenang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak wilayah konservasi dengan masing-masing ekosistemnya. Salah satu kawasan konservasi yang cukup besar adalah Taman Nasional Betung Kerihun. 

Taman Nasional Betung Kerihun berada di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Berada dalam wilayah empat kecamatan Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Embaloh Hulu, dan Batang Lupar. 

Dikutip situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), kawasan Taman Nasional Betung Kerihun memiliki total area 816.693 hektar.

Total garis perbatasan Taman Nasional Betung Kerihun sepanjang 784 kilometer yang terbagi menjadi sepanjang 368 kilometer berbatasan dengan Malaysia.

Sepanjang 138 kilometer perbatasan dengan Provinsi Kalimantan timur dan berbatasan dengan hutan lindung sepanjang 278 kilometer.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Keragaman Hayati Hutan Tropis Kalimantan

Penunjukan sebagai kawasan konservasi awalnya cagar alam seluas 600.000 hektar pada 12 Oktober 1982. Pada 1995 luasnya ditambah menjadi 800.000 hektar.

Untuk mengakomodasi tujuan pelestarian keanekaragaman hayati dan mendorong pembangunan sosial ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar status cagar alam diubah menjadi Taman Nasional Betung Kerihun pada 5 September 1995.

Menyimpan keanekaragaman hayati

Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun terbagi menjadi empat wilayah, yaitu DAS Embaloh, DAS Sibau, DAS Mendalam, dan DAS Kapuas.

Di mana masing-masing wilayah memiliki daya tarik. Bentang alam Taman Nasional Betung Kerihun cukup luas dan unik, serta menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang begitu tinggi. 

Potensi kawasan taman nasional tersebut sangat besar. Di dalamnya ada berbagai jenis keanekaragaman hayati, potensi hidrologi, potensi jasa wisata.

Dari jenis fauna tidak kurang ada 48 jenis mamalia. Mamalia besar yang ada adalah orang utan, beruang madu. 

Baca juga: Perbedaan Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan Taman Nasional

Untuk jenis flora terdapat 1.216 jenis, di mana 75 spesies di antaranya spesies yang endemik Pulau Kalimantan. 

Dilansir situs WWF, kawasan Taman Nasional Betung Kerihun juga terdiri dari berbagai jenis ekosistem, termasuk hutan dataran rendah, hutan pegunungan, dan hutan lumut.

Ketinggian kawasan ini terletak antara 30-1960 meter di atas permukaan laut. Di kawasan tersebut juga terdapat beragam tanaman obat.

Setidaknya ada 12 jenis jamur yang tercatat yang dikoleksi taman nasional. Tanaman paku-pakuan ada sekitar 133 jenis yang telah teridentifikasi.

Keanekaragaman lumut tergolong lengkap, jika beruntung bisa melihat bunga bangkai yang sedang mekar. Selain itu ada beragam jenis anggrek yang ditemui di kawasan tersebut.

Untuk fauna selain ada orang utan yang menjadi satwa kunci dan primadona, juga bisa ditemui satwa lain seperti owa, hewan jenis amphibi, burung, ikan atau reptil.

Baca juga: Daftar Taman Nasional di Indonesia

Menjadi Cagar Biosfer

Pada Juli 2018, Taman Nasional Betung Kerihun dikukuhkan UNESCO sebagai Cagar Biosfer baru dengan nama Cagar Biosfer Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu, bersama dengan Taman Nasional Danau Sentarum dan Kapubaten Kapuas Hulu.

Status cagar biosfer menegaskan pengakuan dunia internasional dan penyemangat untuk terus melestarikan dan menjaga Bumi Uncak Kapuas dari kerusakan akibat ulah manusia.

Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program Man and The Biospher (MAB-UNESCO).

Di mana untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi