Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Asalanya Obat Nyamuk Bakar?

Baca di App
Lihat Foto
stocksnapper
Ilustrasi obat nyamuk bakar
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Obat nyamuk bakar masih banyak digunakan oleh masyarakat sampai saat ini.
Banyak orang menganggap obat nyamuk bakar mampu mengusir bahkan membunuh nyamuk yang berkeliaran di dalam rumah.

Obat nyamuk bakar umumnya berwarna hijau dan berbentuk melingkar. Namun, saat ini banyak sekali inovasi dari bentuk, warna, serta kandungan obat nyamuk bakar.

Ternyata, obat nyamuk bakar dengan bentuk melingkar sudah lama ada dan digunakan sejak abad ke-19.

Berasal dari Jepang

Di lansir dari Encyclopedia, obat nyamuk bakar ini diciptakan oleh pengusaha pengekspor jeruk, pada tahun 1890-an.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal tersebut juga dipertegas dari The Japan Times. Ueyama Elichiro saat itu mencampurkan kulit jeruk yang sudah dikeringkan dan dihaluskan ke dalam bahan pembuatan dupa.

Hasilnya, dupa yang dinyalakan tersebut bisa mengusir nyamuk yang masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Mengapa Semut Bisa Mengangkat Beban Berat?

Seiring berkembangnya waktu, Ueyama dipertemukan dengan seorang pebisnis bibit tumbuhan asal Amerika Serikat.

Orang tersebut menawarkan bibit bunga Tanacetum cinerariifolium yang bisa digunakan untuk mengusir serangga.

Saat bibit tersebut ditanam, bunga itu memiliki kelopak bunga warna putih dan tengahnya berwarna kuning.

Kemudian Ueyama mengeringkan bagin kepala bunga yang berwarna kuning dan menjadikannya bubuk.

Setelah itu mencampur bubuk bunga dengan bahan-bahan untuk membuat dupa.

Hasilnya, obat nyamuk bakar tersebut lebih ampuh dibandingkan obat nyamuk bubuk lainnya dan bekerja cukup baik.

Baca juga: Mengapa Nyamuk Menyukai Warna Hitam?

Lihat Foto
Thinkstockphotos
Ilustrasi
Bentuk obat nyamuk bakar

Thaukah kamu, awalnya bentuk obat nyamuk bakar adalah bubuk. Obat nyamuk bakar bubuk tersebut sudah dikenal oleh bangsa Persia sejak 400 Sebelum Masehi.

Dalam penggunaannya, bubuk tersebut harus dibakar dengan tungku. Sehingga dirasa tidak praktis untuk digunakan.

Kemudian dikembangkan oleh Ueyama dalam bentuk batang. Penggunaannya lebih mudah dan praktis.

Karena bentuknya tipis dan pendek, dupa tersebut cepat habis di bakar. Asapnya hanya sedikit, sehingga harus membakar 3-4 batang agar efektif mengusir nyamuk.

Melihat hal tersebut, Ueyama memiliki gagasan untuk membuat bentuknya lebih tebal dan panjang.

Hanya saja, jika bentuknya panjang akan memakan tempat dan menjadi tidak praktis untuk dijual-belikan.

Baca juga: Anjing Laut dan Singa Laut, Serupa Tapi Tak Sama

Pada 1902, Ueyama menemukan ide untuk tetap membuat dupa tersebut dalam bentuk panjang namun praktis, yaitu berbentuk melingkar atau coil.

Sebelum masuknya perusahaan atau industri modern seperti sekarang, kala itu Ueyama harus melengkungkanggya secara manual.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi