Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Bisa Kita Teladani dari Perjuangan Jenderal Sudirman?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Arum Sutrisni Putri
Tangkapan layar program Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD 14 Mei 2020 tentang Perjuangan Jenderal Sudirman.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Perjuangan Jenderal Sudirman melawan Kolonial Belanda perlu kita teladani. Rasa cinta tanah airnya yang tinggi membawa Indonesia merdeka dan jauh dari penjajahan. 

Meneladani perjuangan Jenderal Sudirman

Apa yang bisa kita teladani dari perjuangan Jenderal Sudirman? Berikut beberapa hal yang bisa kita teladani dari perjuangan Jenderal Sudirman adalah:

Baca juga: Bagaimana Meneladani Sikap Kepahlawanan?

Perjuangan Jenderal Sudirman

Pada 1943, saat itu Sudirman menjadi anggota Pembela Tanah Air (Peta), mendapat pangkat shodanco dan menjadi komandan batalyon Peta di Kroya, Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Indonesia merdeka, Sudirman bergabung menjadi tentara keamanan rakyat atau TKR. Saat menjadi anggota TKR Sudirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas, Jawa Tengah.

Perang besar pertama yang dipimpin Sudirman adalah perang melawan tentara Inggris dan NICA Belanda pada November-Desember 1945 yang dikenal sebagai pertempuran Palagan Ambarawa dan menang.

Pada 18 Desember 1945 Sudirman dilantik menjadi jenderal oleh Presiden Soekarno.

Seiring dengan perkembangan TKR menjadi TNI Sudirman dilantik menjadi Panglima Besar bersama pucuk TNI lainnya di Gedung Agung Yogyakarta pada 28 Juni 1947.

Pada masa Agresi Militer Belanda ke-2 atau masa perang kemerdekaan ke-2 ketika masuknya tentara Belanda pada 19 Desember 1948, Soekarno meminta Suridman yang sakit istirahat.

Baca juga: Meneladani Sikap Pangeran Diponegoro

Sudirman menolak sebab ingin bersatu dengan rakyat. Karena Sudirman harus bergabung dengan rakyat menentukan kemerdekaan Indonesia.

Pada 19 Desember 1948 Belanda menguasai Yogyakarta dan menangkap para pemimpin negara, Sudirman menentukan perang gerilya sehingga harus bergerilya di wilayah pedesaan.

Karena sakit tuberkulosis yang diderita tidak memungkinkan Jenderal Sudirman berjalan kaki untuk tetap melanjutkan gerilya. 

Akhirnya, Panglima Besar Jenderal Sudirman ditandu oleh para pengikut setianya selama perjalanan bergerilya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi