Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PUSKOMPUBLIK KEMENPAREKRAF
Kompleks Candi Prambanan.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Ajaran Hindu-Buddha ada di Nusantara sebelum adanya agama-agama lain.

Hindu dan Buddha menjadi agama resmi beberapa kerajaan terbesar Nusantara.

Peninggalan-peninggalan dari kerajaan tersebut telah dilestarikan dan dijadikan tempat wisata bagi masyarakat.

Peninggalan yang bercorak Hindu-Buddha umumnya berupa prasastri, candi, kiktab, dan arca.

Berikut merupakan peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Buddha yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti (batu tertulis)

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), setiap kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri dan berkembang di Indonesia diketahui keberadaanya lewat prasasti atau batu tertulis.

Prasasti-prasasti tersebut tertulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa sansekerta, bahasa Jawa kuno dan bahasa Melayu kuno.

Prasasti merupakan sebuah dokumen atau piagam yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya.

Baca juga: Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara 

Contoh prasasti tersebut adalah:

Prasasti huruf pallawa bahasa Sansakerta
  1. Yupa, prasasti Muarakaman (Kerajaan Kutai)
  2. Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Tugu, Cidanghiang (Kerajaan Tarumanegara)
  3. Prasasti Tuk Mas (Kerajaan Holing)
  4. Prasasti Canggal, Mantyasih, Wanua Tengah III, Sojomerto, Sangkhara, Kalasan,Klurak (Kerajaan Mataram Kuno).
Prasasti huruf pallawa bahasa Melayu Kuno

Contoh dari prasasti huruf pallawa bahasa Melayu Kuno ialah Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, Telaga Batu (Kerajaan Sriwijaya)

Prasasti huruf Pranagari dan Bali kuno bahasa Sansekerta

Prasasti huruf Pranagari dan Bali kuno bahasa Sansekerta adalah Prasasti Sanur (Kerajaan Bali)

Candi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu.

Di masa lampau, candi difungsikan sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, serta pendeta-pendeta Hindu dan Buddha.

Istilah candi berasal dari salah satu nama untuk Dewi Durga (dewi maut) yaitu Candika. Inilah mengapa candi berfungsi sebagai tempat untuk memuliakan raja yang telah meninggal.

Tapi, candi tidak menyimpan mayat atau abu jenazah. Candi hanya menyimpan benda-benda seperti potongan logam, batu-batuan, dan sesaji.

Barang-barang itu ditaruh pada wadah atau pripih. Pripih itulah yang ditanam di dasar candi.

Pada agama Hindu, candi berfungsi sebagai makam.

Sementara bagi agama Buddha, candi memiliki tempat untuk pemujaan dan tidak ada pripih.

Di dalam candi Buddha tidak ada arca yang jadi perwujudan Dewa.

Terdapat pengelompokan candi-candi yang telah ada. Candi di Pulau Jawa erat kaitannya dengan alam pikiran dan susunan masyarakatnya.

Baca juga: Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara 

Candi di Indonesia ada yang dibangun berdiri sendiri dan yang dibangun berkelompok. Candi yang berdiri sendiri seperti Candi Borobudur.

Sedangkan candi yang berkelompok adalah Candi Prambanan.

Berikut tiga jenis candi-candi di Indonesia:

  1. Jawa Tengah bagian Utara ada Candi-candi di komplek Dieng dan candi-candi di Gedung Songo.
  2. Jawa Tengah bagian Selatan ada Candi Kalasan, candi Mendut, candi Pawon.
  3. Jawa Timur ada candi Panataran termasuk didalamnya candi yang ada di Bali dan Sumatra Tengah (Muara Takus).

Seiring dengan pembuatan candi, berkembang juga seni ukir. Ini bisa dilihat dari ukuran atau pahatan pada dinding candi.

Pahatan yang sering ditemukan pada candi di antaranya makhluk ajaib, tumbuh-tumbuhan, daun-daunan, sulur-sulur, dan bunga teratai (baik yang kuncup maupun yang mekar).

Candi-candi yang cukup terkenal hingga mancanagera yakni candi Borobudur, Candi Prambanan, dan candi di kompleks Dieng.

Sementara di Bali, candi lebih dikenal sebagai pura. Pura di Bali dimanfaatkan sebagai tempat pemujaan Hyang Widhi dan leluhur keluarga.

Arca (patung)

Arca adalah patung, yang biasanya dibuat dari batu, yang dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang. Arca sangat berhubungan erat dengan agama Hindu dan Buddha.

Arca juga biasanya berwujud dewa. Berikut contoh peninggalan arca:

  1. Arca Airlangga dari kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.
  2. Arca Kertarajasa Jayawardhana, pendiri kerajaan Majapahit.
  3. Prajna Paramitha perwujudan Ken Dedes dari Kerajaan Singosari.

Baca juga: Peran Kerajaan dalam Jaringan Keilmuan di Nusantara

Kitab

Kitab juga merupakan salah satu peninggalan sejarah Hindu-Buddha yang amat penting. Kitab ini memuat tarikh atau riwayat kerajaan yang menjadi sumber sejarah yang kita kenal hari ini.

Berikut beberapa kitab yang merupakan peninggalan sejarah Hindu-Buddha:

  • Kerajaan Kediri

Pada masa Kerajaan Kediri adalah Bratayudha (Mpu Panuluh dan Mpu Sedah), Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa), Smaradhahana (Mpu Darmaja), Writasanjaya dan Lubdhaka (Mpu Tanakung), Kresnayana, Bhomakavya.

  • Kerajaan Majapahit

Masa Kerajaan Majapahit ada Pararaton (berisi riwayat raja-raja Singosari dan Majapahit) , Negara Kertagama (Mpu Prapanca), Sutasoma dan Arjunawijaya (Mpu Tantular).

Kemudian ada Sorandaka (cerita pemberontakan Sora), Ranggalawe (cerita pemberontakan Ranggalawe), Panjiwijayakrama (cerita riwayat Raden Wijaya) dan Usana Jawa (cerita penaklukan Bali oleh Gajah Mada). 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi