Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf
Ilustrasi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Agama Hindu-Buddha ke Indonesia sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu.

Tetapi pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha masih dapat dirasakan hingga sekarang ini oleh masyarakat.

Ada yang masih dijalankan hingga kini. Banyak pengaruh Hindu-Buddha yang juga dipelajari oleh masyarakat.

Masuknya kebudayaan dan agama Hindu-Buddha juga menyebabkan akulturasi dengan kebudayaan lokal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Pengaruh Hindu-Buddha bagi Indonesia

Berikut pengaruh Hindu-Buddha di masyarakat Indonesia:

Seni bangunan (arsitektur)

Salah satu bentuk peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah seni bangunan.

Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Buddha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, perkembangan Hindu Buddha di Indonesia telah membawa pengaruh besar dalam berbagai karya seni dan kerajinan maupun bangunan.

Salah satu hasil karya adalah candi. Bagi Hindu dan Buddha candi memiliki fungsi yang berbeda.

Bagi candi bercorak Hindu berfungsi sebagai makam, sementara candi bercorak Buddha memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.

Contoh candi bercorak Hindu adalah candi Prambanan dan candi bercorak Buddha adalah candi Borobudur.

Seni berkembang cukup maju karena profesi ini juga dibutuhkan di masyarakat.

Pengaruh Hindu Buddha kemudian diimbangi dengan berbagai peninggalan yang bercorak kebudayaan tersebut.

Peninggalan yang berupa artefak maupun tekstual baik yang utuh maupun tidak telah menyakinkan bahwa pengaruh Hindu Buddha pernah menancap sangat kuat di Indonesia.

Baca juga: Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara

Aksara dan Sastra

Pada pengaruh aksara dan sastra, orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sansekerta dan huruf pallawa.

Tidak hanya mengenal tapi juga bisa membaca dan menulis. Itu membuat membawa perkembangan dalam seni sastra.

Bahkan masa aksara merupakan masa yang menunjukkan dimulainya masyarakat Indonesia mengenal tulisan.

Pada masa Hindu Buddha, seni sastra berkembang, seperti cerita Mahabarata dan Ramayana. Bahkan ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Sansekerta.

Seperti sansekerta dari silambara, harta dari artha, atau gembala dari gopala. Meskipun tulisan pada mulanya adalah tulisan dengan huruf Palawa dan bahasa Sanskrta yang berasal dari India.

Melalui tulisan segala sesuatu yang berkenaan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh kerajaan dapat diketahui oleh masyarakat terutama para pimpinan di daerah sehingga informasi menjadi lebih dipercaya dan tidak mudah dilupakan.8

Sistem pemerintahan

Sebelum masuknya Hindu Buddha, masyarakat Indonesia belum mengenal sistem pemerintah. Semula pemimpinnya adalah kepala suku, setelah Hindu Buddha pemimpinnya adalah raja.

Masuknya Hindu Buddha membawa pengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Buddha.

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), dalam sistem pemerintahan terjadi pergeseran konsep kekuasaan dan politik.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Dari awal model kesukuan dan hidup berkelompok kemudian berkembang menjadi konsep kemaharajaan dengan segala aturan dan keyakinan yang melekat padanya.

Berbagai nama gelar dan jabatan yang berbau India digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat Hindu Buddha.

Dengan konsep dewaraja yang dianut lebih efektif untuk membangun sebuah kemaharajaan yang mendasarkan kekuasaan mutlak pada diri raja.

Perdagangan

Dalam dunia perdagangan pada masa Hindu Buddha sudah menggunakan mata uang yang diciptakan di negara sendiri.

Sehingga transaksi jual beli menjadi lebih praktis baik untuk perdagangan dalam negeri maupun luar negeri.

Karena sebelumnya transaksi masih bersifat barter. Kelemahan sistem barter adalah tidak semua barang yang ditukar belum tentu diperlukan oleh orang lain dan tidak memiliki standar baku.

Sistem kalender (penanggalan)

Dalam perkembangan Hindu Buddha di Indonesia memiliki perhitungan kalender yang disebut kalender saka.

Perhitungan pada kalender saka, satu tahun saka terdiri atas 365 hari. Pada sistem kalender dalam masyarakat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan, seperti upacara keagamaan.

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram

Sistem kepercayaan

Sebelum ajaran Hindu Buddha datang, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan animisme (memuja roh nenek moyang) dan dinamisme (kekuatan gaib benda-benda).

Setelah Hindu Buddha datang masyarakat Indonesia banyak yang belajar ajaran Hindu Buddha.

Agama Hindu maupun Budha telah mempertegas nilai-nilai moral yang telah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi