KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang bercorak Buddha di Nusantara.
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga dan menjadi raja pertama.
Pada masanya Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya
Ada beberapa bukti mengenai berdiri dan berkembangnya Kerajaan Sriwijaya di Nusantara.
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia (2019) karya Edi Hernadi, sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti.
Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai adalah Melayu Kuno.
Baca juga: Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara
Berikut bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya:
Prasasti Kedukan BukitPrasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti tersebut tertulis 604 saka (683 M).
Dalam prasasti tersebut isinya menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan menggunakan perahu.
Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.00 orang hingga di Upang (Palembang). Di sana ia mendirikan vihara.
Prasasti Talang TuoPrasasti Talang Tua ditemukan di sebelah barat Kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti tersebut tertulis 606 saka (684 M).
Prasasti itu tertulis mengenai pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra.
Taman tersebut dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Prasasti Telaga BatuPrasasti Telaga Batu ditemuka di Palembang. Prasasti tersebut tidak tertulis berangka tahun.
Isi prasasti Telaga Batu tentang kutukan-kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan.
Baca juga: Mendulang Emas Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Desa Pelimbangan (1)
Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka dengan terulis tahun 608 saka (656 M).
Isi pada prasasti Kota Kapur mengenai permintaan kepada para Dewa untuk menjaga Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu menghukum setiap orang bermaksud jahat.
Prasasti Karang BerahiPrasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi dengan terulis tahun 608 saka (686 M). Isi prasasti Karang Berahi sama dengan isi prasasti Kota Kapur.
Prasasti Ligor dan Prasasti NalandaPrasasti Ligor berangka tahun 775 M yang ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu. Sementara prasati Nalanda ditemukan di India Timur.
Baca juga: Cerita Pedagang Emas, Tampung Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Selain prasasti bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga lewat berita dari China. Berita dari China merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang penting.
Di mana dari pendeta Buddha China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan
mampir ke Sriwijaya.
Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta selama enam bulan.
Ia juga mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota benteng dan dihuni kurang lebih
1.000 orang biksu dan mereka belajar dibawah pimpinan biksu terkenal bernama Sakyakirti.