Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan dan Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Baca di App
Lihat Foto
Eddy Purwanto/NurPhoto via Getty Images
Candi Muaro Jambi yang menjadi candi perpaduan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar. Berdiri sekitar abad ke-7 dan terus mengalami perkembangan yang pesat. 

Perkembangan Sriwijaya dikarenakan letaknya yang strategis dan berada di jalur perdagangan internasional saat itu. 

Selat Malaka dan Selat Sunda menjadi daerah yang berhasil dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Kedua selat tersebut adalah jalur perdagangan yang banyak dilalui negara-negara asing. 

Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

Berikut beberapa perkembangan Kerajaan Sriwijaya, yakni: 

Faktor pendorong

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia (2019) karya Edi Hernadi, ada beberapa faktor yang mendukung perkembangan Kerajaan Sriwijaya menjadi besar di Nusantara dan mancanegara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara

Faktor-faktor pendorong perkembangan Kerajaan Sriwijaya:

Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia Timur, Asia Selatan.

Pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berada Palembang yang terletak di tepi sungai Musi. Dengan letak yang sangat strategis mendorong para pedagang untuk melakukan kegiatan perdaganganya.

Selain itu Sriwijaya juga menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan nusantara yaitu Selat Malaka dan selat Sunda.

Selat tersebut merupakan jalur perdagangan internasional dari China ke India atau sebaliknya.

Di depan muara sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di muara sungai Musi.

Kondisi itu sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan Kerajaan Sriwijaya.

Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam terjadi karena serangan dari Kamboja.

Kondisi itu menjadikan kesempatan bagi Kerajaan Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritim yang maju.

Baca juga: Dampak jika Balaputradewa Tidak Memimpin Sriwijaya

Masa keemasan

Setelah Dapunta Hyang Srijayanagara meninggal, Kerajaan Sriwijaya diperintah oleh Balaputradewa.

Balaputradewa memerintah Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-9. Balaputradewa merupakan masih keturunan Dinasti Syailendra.

Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya mencapai masa keemasan. Dalam prasasti Nalanda, Raja Balaputradewa adalah raja besar Kerajaan Sriwijaya.

Raja Balaputradewa mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda, India.

Pada zaman tersebut India dan Benggala tempat beradanya perguruan Nalanda sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa. Agama Buddha pada masa itu juga mengalami perkembangan pesat.

Perkembangan sosial masyarakat 

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sriwijaya tidak lepas dari perkembangan perekonomian. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan sekitarnya.

Hubungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan di Nalanda.

Di Sriwijaya terdapat guru besar seperti Dharmapala dan Sakyakirti. 

Baca juga: Hasil Perjuangan Raja Balaputradewa terhadap Kerajaan Sriwijaya

Perkembangan ekonomi

Dengan letak yang strategis membuat ekonomi di Kerajaan Sriwijaya berkembang. Apalagi sebagai pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), ramainya perdagangan di selat Malaka berdampak bagi masyarakat.

Di mana mereka terlibat dalam perdagangan dan pelayaran. Masyarakat pun menjadi makmur. Singgahnya kapal-kapal asing secara ekonomi sangatlah menguntungkan bagi kerajaan Sriwijaya.

Perkembangan politik dan pemerintahan

Pada masa pemerintahan Dapunta Hyang Srijayanagara, Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang.

Di mana melakukan perluasan wilayah ke berbagai daerah. Hal itu tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo.

Pada prasasti tersebut ditulis jika Dapunta Hyang banyak melakukan perluasan wilayah pada abad ke-7. Daerah yang berhasil dikuasai antara lain:

  • Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.
  • Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Penaklukkan Kerajaan Sriwijaya terhadap Kedah berlangsung antara 682-685 M.
  • Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional. Daerah tersebut berhasil dikuasi pada 686 M berdasarkan prasasti Kota Kapur.
  • Daerah Jambi yang terletak di tepi Sungai Batanghari. Penaklukan daerah tersebut terjadi pada 686 M. Ini dibuktikan lewat prasasti Karang Berahi.
  • Tanah Genting Kra merupakan bagian utara Semenanjung Melayu. Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting, karena jarak antara pantai barat dan pantai timur sangat dekat. Penguasaan Tanah Genting Kra diketahui dari prasasti Ligor yang berangka tahun 775 M.

Baca juga: Sejarah Terbentuknya Kerajaan Sriwijaya

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya ketika pemerintahan dipegang oleh Sanggrama Wijayatunggawarman. Di mana saat itu Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari Kerajaan Colomandala, India. 

Dalam pertempuran tersebut, Raja Sanggrama sempat ditangkap meskipun kemudian dibebaskan. Akibat dari serangan Kerajaan Colomandala mengakibatkan kedudukan Sriwijaya semakin melemah. 

Pada 1275 Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan Melayu dan Singosari dalam rangka ekspedisi Pamalayu.

Kerajaan Sriwijaya mengalami kehancuran akibat serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1337. Selain itu kerajaan-kerajaan kecil yang melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sriwijaya:

  1. Dapunta Hyang Srijayanagara
  2. Balaputradewa
  3. Sri Sudamaniwarmadewa
  4. Marowijayatunggawarman
  5. Sanggrama Wijayatunggawarman 

Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemendikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi