Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Merpati Jadi Simbol Pengiriman Surat

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Burung merpati pos
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Pengiriman surat menjadi primadona berkomunikasi pada masanya. Jauh sebelum adanya ponsel pintar dan internet, berkirim surat menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Bahkan pengiriman surat menjadi salah satu cara komunikasi jarak jauh yang efektif. Awalnya, pengiriman surat menggunakan burung merpati, kok bisa?

Sejarah burung merpati pos

Dilansir dalam buku The Book of Origins (2007) karya Trevor Homer, burung merpati pos pertama kali digunakan oleh bangsa Su

meria pada tahun 776 Sebelum Masehi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang tersebut sudah melatih burung merpati dan dijadikan alat pengirim pesan kepada militer.

Pada masa Dinas Mamluk di Mesir menggunakan merpati pos untuk pertahanan dalam perang terhadap bangsa Mongol.

Baca juga: Sejarah Minuman Teh

Pada saat itu jalur darat terhalang oleh pasukan lawan yang memblokir jalan. Sehingga digunakan merpati pos yang lebih efektif dan tidak dapat diblokir jalannya karena menggunakan udara.

Merpati pos ala Dinasti Mamluk ini menjadi sistem komunikasi tercepat selama abad pertengahan.

Pada masa perang dunia pertama (1914-1918), merpati pos digunakan pasukan perang Amerika untuk berkomunikasi. Salah satu merpati bernama Winkie berjasa dalam penyelamatan awak pasukan udara.

Sehingga burung merpati tersebut mendapatkan penghargaan. Burung merpati yang berjasa lainnya adalah merpati dengan nama 139 DD 43 T yang terbang melebihi seribu mil pada 1945.

Burung tersebut membawa 23 misi untuk menyamapikan selembar kertas berisi pesan penting. Burung merpati itu juga terbang sejauh 64 kilometer dalam waktu 50 menit dan berhasil menolong sekumpulan tentara perang yang terjebak di lautan.

Berdasarkan buku The Pigeon (1977) karya Levi Wendell, sebelum adanya telegram, cara berkomunikasi dengan menggunakan merpati sangat diandalkan bagi orang penting.

Baca juga: Mengapa Planet yang Terlihat dari Bumi Tampak Seperti Bintang?

Perusahaan Belanda mendirikan sistem sipil dan militer di Jawa dan Sumatera sejak awal abad ke-19, burung-burung merpati sudah banyak digunakan untuk berkomunikasi antar benua.

Burung merpati tersebut diperoleh dari Baghdad, sehingga burung merpati yang digunakan memang burung merpati pos.

Lihat Foto
shutterstock
Pelatihan merpati pos
Pelatihan merpati

Untuk menjadi merpati pos, merpati harus dilatih oleh pelatih khusus. Pelatihan baru dapat dilakukan untuk merpati yang berusia tujuh bulan.

Tiga hal yang dipelajari merpati adalah sebagai berikut:

  1. Static, merpati belajar bagaimana cara mengenali perintah seseorang dalam suatu wilayah kecil.
  2. Mobile, merpati dilatih untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
  3. Boomerang, merpoati diajarkan untuk mengirim dan mengembalikan pesan.

Baca juga: Sejarah Munculnya Tanda Baca pada Tulisan

Lambang Pos Indonesia

Burung merpati juga menjadi logo Pos Indonesia yang menjadi perusahaan pengiriman yang dimiliki pemerintah.

Disadur dari sitis resmi Pos Indonesia, simbol burung merpati dalam posisi terbang dengan pandangan lurus ke depan, lima garis sayap yang berbentuk kecepatan memiliki arti bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya mengutamakan kecepatan, ketepatan, dan kepercayaan.

Burung merpati menjadi lambang jasa pos karena mengambil filosofi di mana masyarakat melakukan kegiatan suray menyurat dalam jarak jauh menggunakan burung merpati pos.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi