Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Perpindahan Kalor

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Api.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Kehidupan ada di bumi karena panas. Sinar matahari membuat bumi cukup hangat untuk ditinggali makhluk hidup.

Panas dari matahari ke bumi adalah fenomena perpindahan kalor atau perpindahan panas.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah atau lebih dingin.

Ada tiga cara kalor berpindah yakni lewat konduksi, konveksi, dan radiasi.

Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi orang sedang menyetrika, contoh perpindahan kalor secara konduksi.
Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel bahan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses konduksi memindahkan panas dari satu benda ke benda lain.

Contoh perpindahan panas secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari yakni ketika menyterika baju.

Panas berpindah dari setrika ke pakaian. Panas berpindah karena adanya baja yang menghantarkan panas.

Bahan atau benda yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut dengan konduktor.

Sedangkan benda yang buruk dalam menghantarkan panas disebut isolator.

Baca juga: Kalor: Pengertian, Pengaruh, dan Rumusnya

 

Ketika kamu memanaskan air dalam panci aluminium dengan kompor gas, benda yang menerima kalor pada pemanasan itu adalah permukaan panci yang terbuat dari aluminium.

Aluminium adalah konduktor yang biasa digunakan dalam peralatan masak.

Dari aluminium, panas akan berpindah lagi ke air yang ada di dalam panci.

Untuk pegangannya, ada peralatan masak yang pegangannya menggunakan kayu atau plastik.

Kayu atau plastik adalah isolator. Sehingga bagian pegangannya tidak akan ikut panas.

Baca juga: Pengertian Kalor dan Perubahannya

Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya.

Dalam proses konveksi, panas berpindah karena gerakan benda cair atau gas.

Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada air yang dididihkan dalam panci. Air yang terkena panas adalah air yang berada di dasar panci.

Namun molekul air berpindah dan menyebar. Akibatnya, panas juga ikut tersebar sehingga panasnya menjadi rata.

Pola aliran air membentuk arus konveksi.

Contoh lain, peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan oleh perpindahan panas secara konveksi. 

Contoh lain pada pengering rambut atau hair dryer. Udara dihisap oleh bagian belakang hair dryer.

Di dalam, udara dipanasi oleh pemanas listrik. Sehingga ketika keluar di depan, udara panas.

Contoh perlatan yang memanfaatkan konveksi yakni pemanas oven, pemanggang roti, magic jar, dan alat pemanas lainnya.

Baca juga: Perpindahan Kalor

Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium atau perantara.

Dalam proses radiasi, panas berpindah dalam ruang dengan gelombang. Benda mendapat panas tanpa perlu bersentuhan. 

Perbedaan utama perpindahan panas secara radiasi dengan perpindahan panas secara konduksi yakni perpindahan panas secara radiasi tidak memerlukan zat perantara. Sedangkan konduksi memerlukan zat perantara untuk merambatkan panas.

Contohnya radiasi matahari. Kita bisa merasakan hangatnya matahari tanpa perlu menyentuh matahari. Panas matahari sampai ke bumi melalui gelombang di ruang angksa.

Contoh lain, ketika duduk di dekat api unggun, kita merasa hangat.

Lihat Foto

Lihat Foto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi