Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Raya Bogor, Bukti Pengaruh Kekuasaan Inggris di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT
Bangunan unik bersejarah yang didirikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Inggris (1811-1816) masih berdiri hingga sekarang di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/8/2012). Bangunan ini sebagai kenangan kepada istri Raffles yaitu Lady Olivia Mariamne yang meninggal 1814 di usia 43 tahun. Sebagai istri gubernur, selama hidupnya ia memperkenalkan reformasi sosial di kalangan masyarakat Jawa.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Kebun Raya Bogor merupakan sebuah kebun botani besar yang berada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Botani adalah cabang biologi tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan atau ilmu tentang tumbuh-tumbuhan.

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu bukti pengaruh kekuasaan Inggris saat menguasai Indonesia.

Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang menempati Istana Bogor pada awal 1800 an membuat sebuah botani di sekitar halaman Istana Bogor.

Baca juga: Kebun Raya Bogor Diusulkan Jadi Situs Warisan Dunia, Ini Alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Mula

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles memiliki minat besar dalam botani.

Ia kemudian mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi kebun bergaya Inggris Klasik.

Dalam pembuatannya dibantu oleh ahli botani, W. Kent. W. Kent pernah ikut dalam membangun Kew Garden di London, Inggris.

Itu yang menjadi awal mula atau melatarbelakangi Kebun Raya Bogor yang berkembang hingga sekarang.

Pada 1814, Olivia Raffles, istri Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia.

Untuk mengenangnya kemudian dibangun monumen di Kebun Raya Bogor yang dikenal dengan Tugu Lady Raffles.

Ide awal pembuatan

Ide awal dibangunnya Kebun Raya Bogor terjadi pada masa Belanda saat menguasai Indonesia.

Baca juga: Jangan Lakukan Ini Saat Melihat Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor

Bermula dari ahli biologi yaitu Abney yang mengirim surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph van der Capellen.

Ia meminta sebidang tanah yang akan dipakai kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun lain.

Dikutip situs Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, pada 18 April 1817 Gubernur Jenderal G.A.G.Ph van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor.

Saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang artinya tidak perlu khawatir) dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg.

Proyek pembuatan Kebun Raya Bogor dipimpin oleh Prof. Caspar George Carl Reinwardt yang diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan untuk Pulau Jawa pada 1816.

Reinwardt dibantu oleh James Hooper dan W. Kent. Ia menjadi pengarah pertama pembangunan tersebut pada 1817 hingga 1822.

Pendirian diawali menancapkan ayunan cangkul pertama sebagai pertanda dibangunnya pembangunan Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Bogor dibangun di lahan sekitar 47 hektar yang ada di sekitar Istana Bogor.

Baca juga: STOVIA, Sekolah Kedokteran yang Melahirkan Tokoh Pergerakan Nasional

Pusat Pengembangan Pertanian

Dibangunnya Kebun Raya Bogor menjadi kesempatan bagi Reinwardt untuk mengumpulkan tanaman dan benih yang ada di Nusantara.

Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan ada sekitar 900 tanaman hidup yang ditanam di Kebun Raya Bogor.

Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada 1822 Dr. Carl Ludwig Blume yang menggantikan Reinwardt menginventarisir tanaman koleksi yang tumbuh.

Kemudian disusun katalog yang pertama sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman.

Pembangunan kebun sempat terhenti karena terkendala nama. Namun dirinti kembali oleh Johannes Elias Teysmann pada 1831.

Seoarang ahli kebun istana, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch dibantu Justus Karl Hasskarl melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Baca juga: Permainan Galasin atau Gobak Sodor

Karena ada koleksi Kebun Raya Bogor harus ditanam ulang dan memindahkan beberapa pohon besar.

Bahkan diberi label merah untuk menandai tanggal penanamannya.

Pada masa Teysmann, ada ribuan spisies tumbuhan yang dibawa ke Kebun Raya Bogor. Tumbuhan tersebut berasal dari perjalanan yang dilakukan ke berbagai negara.

Berkembang

Awalnya Kebun Raya Bogor dibangun sebagai percobaan bagi tanaman perkebunan yang diperkenalkan di Hindia Belanda.

Dalam perkembangannya dibangunnya Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan wadah bagi ilmu pengetahuan lain terutama di bidang botani.

Dari Kebun Raya Bogor lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842). 

Baca juga: Pembagian Zaman Paleozoikum

Kemudian Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Setelah Indonesia merdeka pada 1949, ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA).

Saat LPPA ada enam lembaga, yakni Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium Penyelidikan Laut. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi