Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Jepang Menarik Simpati Bangsa Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Koleksi Tropen Museum (Wikiwand)
Akibat pendudukan Jepang di Indonesia, para pemuda Indonesia diberi pelatihan militer.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Jepang menduduki Indonesia setelah Belanda mengaku kalah dan menyatakan menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Dengan menyerahnya Belanda tersebut, maka Jepang menguasai bangsa Indonesia.

Atas kepiawaian propaganda Jepang langcarkan mampu menarik simpatik rakyat Indonesia dengan mengaku saudara tua.

Kedatangan Jepang adalah membebaskan rakyat Indonesia dari penjajah-penjajah asing. Bagaimana politik Jepang dalam menarik simpati Bangsa Indonesia.

Baca juga: Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Propaganda Jepang

Jepang menguasai Indonesia setelah pada Februari 1942 mengalahkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat dalam pertempuran di Laut Jawa.

Akhirnya pada 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Panglima tentara Belanda di Indonesia, Jenderal Ter Poorter menandatangani naskah penyerahan Belanda atas wilayah Indonesia kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura.

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan (2011) karya M. Junaedi Al Anshori, pada awal pendudukan Jepanga diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia.

Karena kepandaian Jepang berpropaganda dengan melakukan tindakan-tindakan yang menarik simpati rakyat dan para pe mimpin Indonesia.

Berikut tindakan Jepang untuk menarik simpati:

Jepang menyatakan diri sebagai saudara tua, sedangkan Indonesia sebagai saudara muda. Kedatangan ke Indonesia untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah asing.

Baca juga: Mengapa Jepang Menerapkan Ekonomi Perang

Selain itu, Jepang bermaksud mencapai kemakmuran bersama seluruh bangsa di bawah pimpinan Jepang.

Sehingga sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk mencapai tujuan itu, maka bangsa Indonesia diharuskan memberikan bantuan berupa tenaga dan hasil kekayaan alam kepada Jepang.

Jepang membentuk Gerakan Tiga, yakni Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.

Gerakan tersebut sebagai semboyan Jepang untuk membujuk bangsa Indonesia agar membantu. Pemimpin gerakan tersebut adalah Mr. Syamsudin bekas anggota Parindra.

Lewat Gerakan Tiga A ini, Jepang memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia terutama para pemuda dalam menghadapi bangsa asing.

Para pemuda tersebut diberi berbagai pendidikan dan latihan militer dengan maksud agar tertanam semangat mendukung Jepang.

Baca juga: Dampak Positif Pendudukan Jepang

  • Pembebaskan para pemimpin bangsa

Untuk menarik bangsa Indonesia, Jepang membebaskan para pemimpin bangsa yang ditahan oleh Belanda, seperti Sukarno dan Moh. Hatta.

  • Memberikan jabatan penting

Pemerintah Jepang memberikan kesempatan bagi para pemimpin bangsa Indonesia untuk menduduki jabatan-jabatan penting yang sebelumnya hanya dikuasi orang Belanda.

  • Membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Pada 1 Maret 1943, Jepang membentuk Putera dan dibentu di daerah-daerah.

Para pemimpin Putera adalah para pemimpin bangsa Indonesia, yakni Sukarno sebagai ketua yang dibantu oleh Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Manysur

Tujuan Putera dipimpin oleh para pemimpin bangsa Indonesia agar dukungan rakyat Indonesia semakin besar.

Lewat Putera, Jepang mengkampanyekan perayaan anti barat dan peningkatan kerja sama antara rakyat Indonesia dan Jepang.

Baca juga: Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

  • Membentuk berbagai barisan pemuda

Jepang juga mmembentuk barisan pemuda, seperti Seinendan (barisa pemuda), Gakukotai (barisan pelajar sekolah lanjutan), Keibodan (barisan pembantu polisi).

Kemudian Heiho (barisan pembantu prajurit), dan Fujinkai (barisan wanita).

Barisan-barisan pemuda tersebut diberi pendidikan semi militer, bahasa, semangat dan tata krama Jepang.

Barisan tersebut untuk memperkuat kedudukan dan pertahanan wilayah Indonesia.

  • Membentuk Pembela Tanah Air (PETA)

Pada Oktober 1943, Jepang membentuk PETA. PETA merupakan kesatuan militer yang sesungguhnya dan dilengkapi dengan persenjataan.

Pembentukan PETA diprakarsai Gatot Mangkupraja dan didukung Putera. Jepang pun menyetujui dengan harapan membantu kedudukan dan pertahanan.

Tapi akhirnya, PETA melakukan pemberontakan di mana-mana dan itu semakin mengancam kekuatan Jepang.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

  • Membentuk gerakan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai)

Jepang juga membentuk gerakan Kebaktian Jawa pada 1944. Kebaktian Jawa dibentuk untuk menggantikan Putera yang dibubarkan Jepang pada Maret 1944.

Karena Jepang menganggap jika Putera lebih menguntungkan perjuangan bangsa Indonesia dengan menanamkan rasa kebangsaan (nasionalisme).

Tindakan-tindakan Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia terjata tidak berhasil.

Akhirnya Jepang pun mengadakan tindakan kekerasan yang banyak merugikan dan penderitaan bangsa Indonesia.

Jepang memeras tenaga seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja bagi kepentingan Jepang. Tindakan kekerasan yang paling terasa bagi rakyat Indonesia adalah romusha.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi