Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Menangis?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/COLORFUELSTUDIO
Ilustrasi.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Meski air mata terlihat sama, penyebab manusia menangis bisa berbeda karena terdapat tiga jenis air mata. Tahukah kamu mengapa manusia menangis?

Tiga jenis air mata

Mengutip Science Alert, manusia menangis atau mengeluarkan air mata adalah hal wajar. Karena itulah cara mata tetap terhidrasi sehingga bersih dan mampu mempersepsikan cahaya.

Air mata itu disebut air mata basal, yang terus menerus diproduksi oleh kelenjar lakrimal. Setelah melakukan tugasnya, air mata basal akan dibersihkan dari permukaan mata melalui tabung khusus yang disebut lacrimal puncta.

Melalui proses ini, kamu akan mengeluarkan air mata sekitar 1,2 mililiter setiap hari. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua air mata itu tertahan di permukaan mata dengan membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan lendir, lapisan air, dan lapisan lipid. Keberadaan air mata tersebut tidak akan kamu sadari.

Baca juga: Reaksi Otak Bila Kamu Benci Seseorang

Berbeda dengan air mata refleks. Air mata refleks adalah air mata yang terbentuk sebagai respons terhadap zat asing yang berbahaya atau mengganggu.

Contoh, kamu mengeluarkan air mata ketika terpapar bahan kimia dari bawang mentah yang dipotong. 

Air mata refleks diproduksi dalam jumlah jauh lebih besar daripada air mata basal. Lapisan air pada air mata refleks mengandung jauh lebih banyak antibodi, untuk membantu memerangi mikroorganisme yang mencoba masuk ke mata.

Lain lagi dengan air mata emosional. Faktanya, manusia adalah satu-satunya spesies hewan yang menangis secara emosional.

Baca juga: Reaksi Tubuh akibat Makan Pedas

Salah satu hal paling membingungkan tentang biologi manusia adalah kecenderungan manusia untuk menangis ketika terlalu sedih bahkan terlalu bahagia.

Meski tidak ada yang benar-benar yakin, tetapi para ilmuwan menafsirkan fungsi air mata berdasarkan pada susunan kimia. 

Air mata emosional muncul saat manusia merasa kehilangan kendali. Air mata emosional mungkin menjadi sinyal jelas bagi orang-orang di sekitar, kita mungkin butuh perhatian.

Para ilmuwan memperkirakan, air mata hormon stres dan sarat endorfin bersama reaksi fisik lain (peningkatan detak jantung dan pernafasan yang lebih lambat) untuk menstabilkan suasana hati dengan cepat.

Baca juga: Doyan Asin atau Manis? Ini Rahasia di Balik Selera Lidah

Mengapa manusia menangis?

Melansir The Conversation, sekitar 500-an tahun lalu di Inggris, menangis adalah tindakan keren. Anggapan ini terkait kisah paling terkenal saat itu, Raja Arthur yang sering menangis.

Menangis menunjukkan kepada semua orang bahwa seseorang memiliki perasaan yang kuat dan sejati.

Pada masa itu, menangis dianggap membuat pria menjadi hebat, para bangsawan dan wanita di istana juga menangis di depan umum.

Mengapa kita menangis juga tergantung pada tempat tinggal dan keluarga kita.

Baca juga: Mengapa Saudara Sering Bertengkar?

Jika kamu tinggal di negara yang berprinsip adalah normal untuk mengungkapkan perasaan di depan umum seperti Amerika, kamu akan cenderung menangis.

Tetapi jika kamu tinggal di negara yang tidak menunjukkan perasaannya, kamu tidak akan menangis bahkan jika kamu merasa sedih di dalam hati.

Misal di Jepang pada masa lalu orang-orang berusaha tidak menangis di depan umum.

Hal yang sama terjadi pada jenis keluarga tempat kamu tumbuh. Jika semua orang di rumah atau tempat tinggalmu suka berbagi perasaan, mereka tidak malu menangis kapan pun.

Jika kamu tumbuh di keluarga yang biasanya tidak menunjukkan perasaan, maka kamu akan belajar memendam perasaan di dalam dan tidak akan menunjukkannya dengan menangis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi