KOMPAS.com - Peranan bahasa sangat penting untuk menunjukkan negara Indonesia yaitu melalui bahasa Indonesia.
Berdasarkan itu. Perjalanan ejaan di Indonesia tidak singkat, sampai akhirnya terdapat ejaan yang berlaku hingga sekarang.
Perjalanan ejaan itu merupakan tonggak penting demi pemantapan bahasa Indonesia sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari bangsa ini.
Dalam buku Mengenal Tata Bahasa Indonesia (2019) karya Jonter Pandapotan Sitorus, terdapat empat ejaan yang berkembang di Indonesia, sebagai berikut:
Ejaan Ch. A. van Ophuijsen
Ejaan ini menjadi tonggak ejaan pertama di Indonesia. Sebenarnya ejaan ini masih bersifat sederhana jika dibandingkan dengan bentuk ejaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Namun, dibalik kesedarhanaan ini ternyata menjadi sumbangsih dari ejaan yang digunakan saat ini.
Baca juga: Pentingnya Sistem Ejaan pada Bahasa Indonesia
Ciri khas yang sangat tampak pada ejaan ini, yaitu dengan menggunakan huruf “j” yang merujuk pada huruf “y” yang sekarang digunakan sehingga kita dapat menjumpai kata-kata yang menggunakan ejaan ini seperti kata, “jang”, “pajah”, dan “sajang”.
Bahkan kekhasan lainnya yaitu dengan menggunakam tanda diakritik, seperti tanda koma ain (tanda koma yang digunakan di atas huruf).
Asumsinya tanda koma ain digunakan untuk menggantikan huruf “k” jika ejaan yang digunakan seperti sekaramg ini, seperti ma'moer, ta', pa'.
Ejaan Republik
Ejaan Republik atau ejaan Soewandi merupakan ejaan yang menggantikan ejaan ophuijsen.
Disebut ejaan Soewandi karena berkaitan erat dengan Soewandi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengesahkan ejaan Republik.
Ciri ejaan ini sudah cukup berbeda dari ejaan sebelumnya. Dalam sistem ejaan tersebut tidak lagi menemukan gabungam huruf oe karena diganti dengan huruf u.
Baca juga: Kritik Sastra dan Sebutan Kritikus
Pada ejaan ini juga tidak ditemukan penggunaan tanda koma ain sehingga sudah diganti menjadi huruf k, seperti kata tak, pak, dan lain sebagainya.
Dalam ejaan ini menggunakan angka 2 sebagai bentuk untuk mengulang kata. Angka 2 dimaksudkan untuk memberi pengertian bahwa ketika ada kata yang melekat angka 2 artinya diulang pada bentuk dasarnya.
Contohnya, guru2, kanak2, tuan2, dan lainnya.
Faktanya penulisan angka 2 mempermudah orang-orang yang bermaksud untuk mengulang kata dasar.
Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) menjadi tonggak ketiga. EYD pada dasarnya bertujuan untuk menyempurnakan ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Tujuan yang sangat baik mengingat bahwa bahasa Indonesia terus berkembang dan peranan bahasa itu semakin penting di dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi negara.
Baca juga: Kemampuan Kritikus
Bila membaca buku pedoman EYD 2009, beberapa hal yang diatur tentang penggunaan bahasa Indonesia, yaitu:
- Penulisan huruf
- Penulisan kata
- Penulisan tanda baca
- Penulisan singkatan dan akronim
- Penulisan angka dan lambang bilangan
- Penulisan unsur serapan
Penggunaan ejaan ini yang paling lama digunakan dan berlaku di Indonesia sampai akhirnya ada ejaan terbaru.
Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adala ejaan yang terakhir yan diperbarui oleh Badan Pengembangan dan Kebudayaan Indonesia.
EBI hadir sebagai bentuk tanggung jawab yang berkelanjutan untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara.
EBI menjadi pengingat, pengarah, dan penentu bagaimana seharusnya berbahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia harus saling mengingatkan bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia.
Terlebih saat ini banyak generasi muda yang menggunakan bahasa asing. Melihat isinya, EBI tidak terlalu jauh dengan EYD. Hanya saja EBI memberikan perbedaan yang harus diperhatikan.
Baca juga: Bahasa Iklan: Sifat, Unsur, dan Syaratnya
Perbedaan yan bisa ditemukan, salah satunya terletak pada fungsi huruf tebal. Jika dalam EYD fungsi huruf tebal ada tiga, sedangkan pada EBI ada dua fungsi, yaitu huruf tebal digunakan pada huruf tertentu, serta pada penulisan judul buku, bab, dan lainnya.
EBI juga diikuti dengan diterbitkannya Kamus Bahasa Indonesia edisi kelima.
Buku Mengenal Tata Bahasa Indonesia (2019) karya Jonter Pandapotan Sitorus dapat dibeli di Gramedia.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.