Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Snouck Hurgronje, Tokoh Orientalis yang Mempopulerkan Teori Gujarat

Baca di App
Lihat Foto
Kemendikbud RI
Snouck Hurgronje
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Teori Gujarat merupakan salah satu dari beberapa teori yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara.

Dalam teori Gujarat dijelaskan bahwa Islam masuk ke Nusantara dari Gujarat pada abad ke-13 masehi.

Islam dibawa oleh pedagang India muslim yang berlayar ke Nusantara untuk berdagang.

Tokoh Teori Gujarat

Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme (2020) karya Ahmad Fakhri Hutauruk, dijelaskan bahwa teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan masuknya Islam di Nusantara.

Peletak dasar teori Gujarat adalah sejarawan Pijnapel dari Universitas Leiden, Belanda pada abad ke-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Pijnapel mengaitkan asal muasal Islam di Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malabar.

Menurut beliau, orang-orang Arab bermadzab Syafi'i berimigrasi dan menetap di wilayah Indonesia. Kemudian mereka membawa Islam ke Nusantara.

Selanjutnya teori Gujarat dikembangkan dan dipopulerkan oleh orientalis Snouck Hurgronje dari Belanda.

Dalam bukunya berjudul L'Arabie et Les Indes Neerlandaises (1908) atau Reveu de I'Histoire des Religious, Snouck menitikberatkan pandangannya ke Gujarat dengan berbagai alasan:

Penjelasan Snouck

Snouck menegaskan bahwa Islam saat itu menjadi agama mayoritas di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India (Asia Selatan/India).

Banyak di antara muslim India bekerja sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara.

Baca juga: Tokoh yang Mengemukakan Teori Mekkah

Mereka yang datang ke Nusantara pun menjadi penyebar Islam pertama.

Baru kemudian disusul oleh orang-orang Arab yang melanjutkan penyebaran Islam di Nusantara.

Tokoh lain yang mengatakan Islam yang masuk Nusantara dari Gujarat adalah Van Leur.

Dalam karyanya yang berjudul Indonesian Trade and Society (1955), Van Leur menyebut kegiatan dagang bangsa Arab sejak abad ke-4 diatur agar tidak melampaui India.

Sehingga saat itu mereka belum sampai ke Nusantara.

Para pedagang India-lah yang kemudian meneruskan perdagangan hingga ke Nusantara.

Van Leur berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia bukan abad ke-13, tapi abad ke-7. Sementara abad ke-13 merupakan perkembangan Islam di Nusantara.

Kemudian ada sejarawan Moquette yang menyatakan tempat asal Islam di Nusantara ada Gujarat.

Ia mendasarkan pendapatnya pada peninggalan artefak berupa batu nisan di Pasai kawasan utara Nusantara.

Baca juga: Pithecanthropus Erectus, Fosil Manusia Purba Pertama yang Ditemukan di Indonesia

Batu nisan tersebut memiliki kemiripan dengan batu nisan lain yang ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur.

Kedua batu tesebut memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat, India.

Ia berkesimpulan bahwa batu nisan di Gujarat diperuntukan bukan hanya bagi kepentingan lokal, tapi juga di impor ke wilayah lain termasuk Sumatera dan Jawa. 

Kemudian dengan mengimpor batu nisan dari Gujarat, orang-orang Nusantara juga mengambil Islam dari sana.  

Lihat Foto
www.indonesia.go.id
asal usul islam di nusantara
Kritik terhadap Teori Gujarat

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), teori Gujarat yang dipopulerkan Snouck Hurgronje bahwa Islam masuk di Nusantara pada abad ke-12 atau abad ke-13 banyak dibantah.

Kritik ini berdasarkan kondisi pada masa itu. Di mana Gujarat dikuasai oleh Kerajaan Hindu. Konon, kapal-kapal pedagang muslim yang singgah justru malah diusir oleh pedagang Gujarat.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal sebagai Buya Hamka juga menolak pandangan Islam masul ke Nusantara dari Gujarat.

Baca juga: Fungsi Abris Sous Roche Bagi Manusia Purba

Buya Hamka menyatakan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat.

Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah dan Mekkah sebagai pusat atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.

Pada abad ke-13 di Nusantara sudah berdiri suatu kekuatan politik Islam. Maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 masehi atau abad pertengahan hijriyah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi