Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Makanan Membuat Kita Bahagia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/DMTRYLOBANOV
Ilustrasi.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Makanan dan kebahagiaan memiliki hubungan erat.

Mulai dari kesenangan saat memasak, makan hingga perubahan kimia otak akibat makanan. Kita dapat menggunakan makanan untuk membuat diri kita lebih bahagia.

Makan adalah salah satu kesenangan hebat dalam hidup. Menikmati makanan favorit kita bisa menjadi kesenangan nyata dan sesuatu yang membuat hidup benar-benar terasa berharga.

Makanan memengaruhi pusat kesenangan dan penghargaan di otak manusia sebagaimana kinerja obat-obatan. Artinya, baik obat-obatan maupun makanan dapat menyebabkan manusia mengalami masalah atau kebahagiaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Fast Food Tidak Sehat?

Orang-orang yang tidak bahagia seringkali melampiaskan ketidakbahagiaan melalui makanan untuk mengisi lubang dalam hidupnya.

Orang yang tidak bahagia dan menggunakan makanan untuk menenangkan diri. Karena semua makanan melepaskan energi dengan sangat cepat ke dalam aliran darah seperti es krim, pasta atau kentang tumbuk.

Makan es krim dapat membuat kamu merasa lebih baik untuk sementara waktu. Tetapi kamu akan merasa lebih buruk dari sebelumnya. Akibatnya, kamu membutuhkan lebih banyak es krim untuk memperbaiki keseimbangan.

Jadi, tubuh akan mendambakan jumlah makanan manis berlemak lebih besar untuk mencoba menyeimbangkan suasana hati kita.

Baca juga: Benarkah Manusia Perlu Minum Susu Tiap Hari?

Makanan juga memengaruhi perilaku kita. Penelitian menunjukkan, makan makanan selain makanan manis berlemak, seperti buah dan sayuran segarm, dapat meningkatkan perilaku kita menjadi lebih baik.

Memasak juga bisa menjadi sumber kebahagiaan kita. Ketika mengalami hari yang sulit, kamu bisa melampiaskan dengan memotong bahan-bahan makanan untuk membuat makanan enak.

Dewasa ini, terlalu banyak orang makan makanan siap saji dan makan siang di luar karena merasa tidak punya waktu untuk memasak. Tetapi sebenarnya, ada sesuatu yang sangat berharga yang hilang dalam diri kita.

Memasak sebenarnya mudah tetapi ada sebagian orang yang takut memasak. Orang-orang tua generasi sekarang belum tentu bisa memasak. Karena mereka tidak yakin bisa melakukannya.

Ada yang beranggapan memasak adalah sesuatu yang dilakukan oleh para profesional di restoran atau rumah makan.

Padahal makanan siap saji dan memesan makanan dari luar bisa jadi berkualitas kurang baik, disimpan terlalu lama dan tidak sebaik makanan buatan sendiri.

Baca juga: Mete Itu Kacang atau Buah?

Makanan adalah unsur mendasar dari kehidupan manusia dan menjadi awal yang baik bagi kita karena makanan membuat semua orang bahagia.

Melansir First We Feast, makanan sehat tidak hanya membuat tubuh kita dalam kondisi baik untuk menghadapi penyakit, penuaan dan stres, tetapi juga membuat kita menjadi lebih bahagia dalam jangka panjang.

Penelitian oleh psikolog Penn State, Dr Helen Handy dari menunjukkan, makanan berperan penting bagi suasana hati selama beberapa hari.

Perasaan kita pada hari ketiga berkorelasi dengan apa yang kita makan di hari pertama.

Konsumsi kalori, natrium, dan lemak jenus menghasilkan suasana hati negatif dua hari kemudian. Tetapi orang yang mengkonsumsi sayur akan merasa lebih baik di hari berikutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi