Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Peninggalan Kerajaan Aceh

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Aceh.

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496. Awalnya Kerajaan Aceh merupakan kerajaan yang masuk wilayah Kerajaan Lamuri.

Kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah, seperti Daya, Pedir, Lidie, dan Naku.

Kerajaan Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

Ada beberapa peninggalan budaya dari Kerajaan Aceh yang masih tersisa hingga sekarang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Aceh 

Peninggalan Kerajaan Aceh

Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekkah. Karena Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui kawasan yang paling barang Pulau Sumatera.

Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam.

Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2020) karya Ahmad Fakhri Hutauruk, kehidupan di Kerajaan Aceh tidak banyak diketahui.

Karena Kerajaan Aceh tidak banyak meninggalkan benda hasil budaya.

Adapun peninggalan budaya yang terlihat jelas dari Kerajaan Aceh, seperti Masjid Raya Baiturrahman dan buku Bustanu's Salatin yang ditulis Nuruddin ar-Ranuri. Buku tersebut berisi tentang sejarah raja-raja Kerajaan Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid kebanggaan Aceh yang dibangun di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada 1612.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun ditengah-tengah Kota Banda Aceh atau di jantung kota Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.

Baca juga: Faktor Kerajaan Aceh Berkembang Pesat dan Kemunduran

Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya dipakai untuk kegiatan salat, tapi juga untuk kegiatan pengajian, acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW,. 

Kemudian peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an, atau tempat berteduh bagi warga kota.

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Masjid Raya Baiturrahman memiliki lembaran sejarah dan memiliki nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh.

Karena sejak Sultan Iskandar Muda memimpin hingga sekarang masih tetap berdiri megah.

Dalam sejarahnya, Masjid Raya Baiturrahman pernah dihanguskan oleh Belanda saat menyerang Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873.

Kondisi itu membuat rakyat Aceh marah dan meletuslah perang yang sengit melawan Belanda. Rakyat Aceh marah dan mati-matiam berjuang demi mempertahankan masjid.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara 

Pada pertempuran tersebut pihak Belanda kehilangan seorang panglimanya bernama Major General Johan Harmen Rudolf Köhler pada 14 April 1873.

Pihak Belanda berjanji akan membangun membangun kembali masjid tersebut. Hal itu disampaikan oleh Jenderal Van Sweiten.

Namun janji tersebut baru terlaksana pada empat tahun setelah masjid terbakar. Waktu itu Belanda dibawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Van Lansberge.

Taman Sari Gunongan

Gunongan merupakan tempat bercengkeraman keluarga kerajaans di sebuah taman sari yang sangat indah.

Dalam buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya (2013), Gunongan merupakan salah satu tempat bersejarah masa Kesultanan Aceh.

Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Gunongan dibangun Sultan Iskandar Muda untuk memenuhi permintaan permaisuri dari Pahang Malaysia yang sangat cantik dan membuat Sultan Iskandar Muda jatuh cinta.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Taman yang dibangun tersebut dilengkapi dengan gunongan sebagai tempat untuk menghibur diri.

Selain tempat untuk tempat bercengkeraman keluarga kerajaan, Gunongan juga digunakan sebagai tempat berganti pakaian permaisuri setelah mandi di Sungai Isyiki.

Meriam

Tiga meriam yang ditemukan belum lama ini di Desa Arongan, Kabupaten Aceh Barat diduga merupakan peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam.

Dikutip Antaranews, temuan situs sejarah tiga buah meriam dan sisa puing bangunan diduga peninggalan pada masa pemerintah Sultan Iskandar Muda.

Meriam-meriam tersebut digunakan untuk mempertahankan Aceh dari serangan-serangan penjajah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi