Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Ilmu Biologi dan Bioetika

Baca di App
Lihat Foto
Dokter Nazi melakukan eksperimen terhadap tahanan
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Biologi telah memberi banyak manfaat bagi kehidupan yang lebih baik.

Hingga kini pun, ada banyak kemungkinan yang bisa ditelusuri lewat biologi.

Namun tak semua yang menjadi obyek penelitian biologi baik. Beberapa di antaranya, menyimpan bahaya.

Contohnya yang pernah dilakukan Jerman di era kepemimpinan Partai Nazi. Dilansir dari LiveScience, ilmuwan Nazi Josef Mengele melakukan berbagai penelitian yang dianggap terburuk dalam sejarah umat manusia.

Untuk membuktikan teorinya bahwa orang ras Arya lebih unggul dibanding ras lainnya, Mengele bereksperimen dengan tahanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Manfaat Mempelajari Biologi

Mereka disiksa, diracuni, tak jarang dimutilasi. Banyak orang yang jadi kekejaman eksperimennya tak selamat.

Dalam contoh lainnya, biologi digunakan untuk menyerang atau istilahnya senjata biologis.

Dilansir dari WHO, senjata biologis adalah mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau racun yang diproduksi dan dilepas dengan sengaja untuk menyebarkan penyakit bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan.

Sebelum dilarang, senjata biologis kerap digunakan untuk perang.

Contohnya pada Juni 1763, tentara Inggris menyebarkan virus cacar ke penduduk asli Amerika. Kurang lebih 100 orang Indian tewas akibat penyakit itu.

Bioetika

Baru setelah Perang Dunia II, negara-negara bersepakat untuk tak lagi menggunakan senjata biologis.

Para ilmuwan juga bersepakat untuk menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab moral dalam penelitiannya.

Baca juga: Cabang-cabang Biologi

Temuan dan penelitian tak hanya sekadar baru, modern, atau canggih. Lebih utama, penelitian biologi harus mampu menjawab pertanyaan: Apa dampaknya bagi kehidupan?

Aturan yang menyangkut etika dibuat dan disepakati. Hal-hal ini dipelajari dalam bioetika.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: WHO, LiveScience
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi