Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembaga Keluarga: Pengertian, Peran dan Fungsi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/DUALORORUA
Ilustrasi.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

 

KOMPAS.com - Lembaga keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang punya peran dan fungsi tersendiri.

Mengutip Kemdikbud RI, lembaga keluarga adalah salah satu dari jenis-jenis lembaga sosial, bersama dengan lembaga agama, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan lembaga politik.

Lembaga keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dari keluarga akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam masyarakat.

Anak-anak nantinya akan berkembang dan mulai melihat dan mengenal arti diri sendiri, kemudian mulai dikenal sebagai individu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran lembaga keluarga

Keluarga berperan membina dan membimbing anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada.

Bila semua anggota sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal, maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.

Keluarga terbentuk dari perkawinan yang sah menurut agama, adat, dan pemerintah. Secara sadar atau tidak, setiap anggota keluarga mempunyai peran yang berkaitan dengan proses regenerasi bagi anak-anaknya.

Baca juga: Fungsi Lembaga Sosial

Fungsi lembaga keluarga

Dalam keluarga diatur hubungan antara anggota keluarga, sehingga tiap anggota mempunayi peran dan fungsi yang jelas. 

Contoh, ayah sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab memberi nafkah pada anggota keluarga. Ibu sebagai pengatur, pengurus, dan pendidik anak-anak. Anak harus membantu kedua orang tua.

Fungsi lembaga keluarga adalah:

Fungsi reproduksi

Dalam keluarga, anak-anak adalah wujud cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya. Keluarga punya fungsi reporduksi artinya dari pernikahan dharapkan akan memberikan keturunan.

Fungsi proteksi (perlindungan)

Keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya, perlindungan fisik dan kejiwaan. Bila di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses sosial di dalam keluarga dapat berjalan harmonis.

Fungsi ekonomi

Umumnya, dalam sebuah keluarga ayah adalah kepala keluarga serta tulang punggung keluarga. Ayah punya kewajiban memenuhi kebutuhan ekonomi istri dan anak-anaknya.

Pada masyarakat modern, tidak menutup kemungkinan ibu juga mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Suami dan istri memikul tanggung jawab ekonomi terhadap anak-anaknya.

Kerja sama yang baik antara ayah dan ibu dalam mengelola pendapatan menjadikan keluarga dapat memfungsikan ekonomi secara efektif dan efisien.

Baca juga: Syarat Norma Sebagai Lembaga Sosial

Fungsi sosialisasi

Keluarga berperan membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat. Keluarga adalah sosialisasi pertama bagi anak atau sosialisasi primer.

Di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama orang lain. Anak diajak memahami lingkungan lebih luas sehingga nanti benar-benar siap hidup dalam masyarakat.

Orang tua memperkenalkan anak tentang norma yang berlaku di masyarakat seperti norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dalam rangka sosialisasi ini, anak diajarkan menjalankan kehidupan sesuai nilai dan norma di masyarakat.

Fungsi afeksi

Keluarga memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak-anaknya. Keluarga diharapkan memberikan kehangatan perasaan pada anggota keluarga. Seperti ayah memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya tanpa membeda-bedakan.

Fungsi pengawasan sosial

Setiap anggota keluarga, pada dasarnya saling kontro atau saling mengawasi karena memiliki tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga. Tetapi kenyataannya, fungsi ini biasa dilakukan anggota keluarga yang lebih tua.

Fungsi pemberian status

Melalui lembaga perkawinan, seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan baru di masyarakat, sebagai suami atau istri. Otomatis, ia akan diperlakukan sebagai orang dewasa dan mampu bertanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, anak-anak dan masyarakat.

Fungsi status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tangga, pencari nafkah. Istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Keluarga memberikan status pada anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status terkait jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan kekerabatan, tetapi termasuk status yang diperoleh orang tua, yaitu status dalam kelas sosial tertentu.

Baca juga: Jenis-Jenis Lembaga Sosial

Perubahan sosial dalam keluarga

Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama dan terdekat seharusnya memberikan nilai-nilai sesuai harapan masyarakat kepada anak-anak. Menurut Peter Ludwig Berger, sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Keluarga juga berperan sebagai benteng atau penyaring nilai-nilai di masyarakat kepada anak-anaknya, sebab tidak semua nilai-nilai dalam masyarakat itu baik.

Peranan keluarga dalam perubahan sosial yang terjadi dan semakin dinamis dari masa ke masa. Dalam proses sosialisasi kepada anak, kegiatan dalam keluarga dan peranan tiap anggota keluarga, mulai bergeser jika dibandingkan dahulu.

Dulu hubungan antara anak dan orang tua lebih terlihat jelas. Karena usia dan peranan yang sangat berbeda, anak harus lebih hormat kepada orang tua. Anak harus membantu pekerjaan rumah tangga orang tua.

Dulu seorang anak usia 10-15 tahun sudah diberi tanggung jawab besar untuk membantu orang tua. Sekarang di usia itu, anak dituntut mandiri dengan cara lain. Misal mandiri dalam kegiatan sekolah dan menyelesaikan masalah pribadi.

Peranan ibu dan ayah dalam keluarga sekarang tidak sama dengan dulu. Perubahan ini dilihat dari perubahan sosial, sekarang perubahan itu terjadi pada pola peran ibu-ayah. Dulu ibu bekerja di dapur, sekarang ibu juga bisa bekerja.

Ibu lebih bebas bekerja di luar seperti ayah, dan ayah bergantian mengurus keperluan rumah tangga seperti ibu. Bagi beberapa keluarga hal ini memberikan interaksi lebih positif dan berdampak pada ketahanan keluarga yang lebih kuat.

Perubahan juga terlihat pada pola keluarga dalam ikatan antarbudaya. Contoh keluarga ibu berasal dari suku A dengan ayah dari suku B. Ibu dan ayah dari awal memiliki nilai budaya berbeda, tetapi tetap berkomitmen membentuk keluarga. Mereka memiliki anak dan pernikahan mampu menyatukan dua keluarga besar dari budaya berbeda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi