KOMPAS.com - Angin muson barat merupakan angin yang bergerak dari benua Asia ke Benua Australia.
Angin muson barat berlangsung dari bulan Oktober sampai April dan mengakibatkan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kondisi itu memiliki dampak, baik dampak positif maupun negatif bagi kehidupan di Indonesia.
Dampak positif
Berikut dampak positif terjadinya angin muson barat:
Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Keberadaan curah hujan akan mempengaruhi pola kehidupan para petani.
Baca juga: Jenis Iklim yang Memengaruhi Iklim di Indonesia
Mereka memanfaatkan datangnya musim penghujan untuk memulai kegiatan mengolah lahan pertanian.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dengan turunnya hujan, air akan menyerap ke dalam tanah.
Itu menyebabkan tahah menjadi subur. Dengan tanah yang subur akan berperan penting bagi pertumbuhan tanaman.
Tanaman menjadi subur dan hasil produksi meningkat.
Membantu irigasiCurah hujan yang turun menjadi sumber air pada sistem irigasi. Volume air yang tinggi akan ditampung pada bendungan irigasi, kemudian dikendalikan sistem
pengairan untuk mengairi lahan pertanian. Sehingga lahan pertanian tidak mengalami kesuliatan air saat musim kemarau tiba.
Baca juga: Angin Muson, Pengertian dan Jenisnya
Mengurangi polusi udaraSaat hujan turun, akan mengurangi polusi udara yang merupakan penyebab pencemaran udara.
Ketika hujan turun, maka debu-debu yang berada di udara akan ikut hanyut terbawa air hujan. Kondisi itu menjadi udara menjadi lebih sibuk dan aman bagi kesehatan.
Mengurangai resiko kebakaran hutanKetika musim penghujan turun akan mengurangi resiko kebakaran hutan. Karena saat musim kemarau tiba akan membuat tumbuhan menjadi kering dan mudah terbakar.
Dampak negatif
Munculnya angin musin barat juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan.
Berikut dampak negari saat terjadi angin muson barat:
Menimbulkan banjirCurah yang tinggi dan berlangsung cukup lama akan menimbulkan genangan dan banjir di lingkungan masyarakat.
Baca juga: Curah Hujan Juni 2020 di Atas Rata-rata Iklim, Bagaimana Bulan Juli?
Genangan atau banjir terjadi karena banyaknya sampah yang menutup aliran air. Sehingga membuat aliran air tidak lancar dan meluap.
Kondisi itu juga akan timbul berbagai penyakit di masyarakat, seperti demam berdarah (DB) atau gatal-gatal.
Tanah longsorCurah hujan yang tinggi juga bisa memicu terjadinya tanah longsor. Karena tanah lama-lama akan tergerus oleh air hujan yang turun terus menerus.
Longsor juga bisa terjadi karena penebangan hutan. Di mana tidak dilakukan penanaman pohon kembali.
Produktifitas pertanian menurunPada lahan pertanian produktifitas petani mengalami penurunan saat munculnya angin muson barat. Kondisi itu membuat lahan pertanian mengalami gagal panen.
Karena lahan pertanian tergenang saat curah hujan tinggi atau saluran irigasi meluap. Tanaman menjadi rusak hingga mati, sehingga tidak bisa di panen.
Baca juga: Masuki Musim Kemarau, Dua Provinsi Tetapkan Status Siaga Karhutla
Musim penghujan juga berdampak pada proses penjemuran padi. Karena minimnya sinar matahari untuk mengeringkan hasil panen.
Sehingga membuat padi sulit kering dan berpotensi mengalami kerusakan.
Aktivitas nelayan tergangguAdanya angin muson barat juga berpengaruh pada nelayan. Curah hujan yang tinggi membuat gelombang laut tinggi.
Kondisi itu membuat nelayan sulit untuk melaut dan kapal-kapal nelayan hanya bersandar di pantai. Karena akan sangat beresiko jika nekat melaut untuk menangkap ikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.