Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
ilustrasi manusia praaksara berburu
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Masa praaksara adalah zaman manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai dengan saat manuisa mengenal tulisan.

Setiap bangsa tidak sama meninggalkan masa praaksara. Masuknya suatu bangsa ke dalam zaman sejarah bergantung dari adanya penemuan tertulis pertama.

Dilansir dari buku Sejarah (2007) karya Anwar Kurnia, Indonesia memasuki zaman sejarah kira-kira awal abad ke-5. Catatan angka tahun tertua diketahui dari batu-batu bertulis yang ada di aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

Perkembangan kehidupan manusia praaksara di Indonesia dibagi terdalam beberapa masa, yaitu:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan

Awal kehidupan manusia praaksara Indonesia ditandai dengan kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan. Binatang perburuan yang dicari, di antaranya gajah, banteng, badak, rusam dan kerbau liar. Selain itu, mereka juga berburu ikan dan kerang di laut.

Baca juga: Zaman Masa Praaksara di Indonesia

Kegiatan perburuan kebanyakan dilakukan oleh laki-laki. Tugas perempuan adalah mengumpulkan makanan yang didapat dari alam sekitar. Bahan makanan yang dikumpulkan antara lain, ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan.

Pada masa itu, manusia purba belum mengenal cara bercocok tanam. Mereka sangat bergantung pada alam yang tersedia. Segala yang terdapat disekitar, diambil dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Alat kehidupan yang digunakan pada masa mengumpulkan makanan berupa:

Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan kebanyakan di gua-gua dekat sungai. Gua yang digunakan adalah gua yang bagian atasnya terlindungi oleh karang.

Kehidupan manusia di gua-gua dapat dilihat dari peninggalan seni lukis yang terdapat di Gua Leang-Leang di Provinsi Sulawesi Selatan.

Lukisan yang tertera berupa tangan-tangan manusia dan binatang dengan cat merah. Lukisan tersebut menggambarkan perjuangan hidup manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Manusia purba yang tinggal di daerah pantai meninggalkan sampah-sampah dapur atau kjokkenmoddinger.

Fosil sampah dapur terbentuk dari sisa-sisa makanan, kulit kerang, dan tulang-tulang ikan yang menggunung di tepi-tepi pantai. Fosil tersebut hampir di sepanjang pantai Sumatera Timur.

Kehidupan manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ditandai juga dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden).

Baca juga: Manusia Masa Praaksara di Indonesia

Masa bercocok tanam dan beternak

Pada masa bercocok tanam, timbul suatu revolusi peradaban yang menyangkut kehidupan manusia purba. Pada saat itu, terjadi perubahan dari tradisi mengumpulkan makanan menuju menghasilkan makanan.

Di masa ini, manusia sudah tidak bergantung lai pada alam. Selain itu, kehidupan nomaden juga mulai hilang. Tempat-tempat yang didiami adalah tempat yang tinggi.

Bukit-bukit kecil yang dikelilingi sungai atau jurang yang dipagar oleh hutan juga menjadi tempat tingga. Manusia sudah berusaha menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan beternak.

Jenis tanaman yang ditanam, antara lain padi, jagung, keladi, sukun, pisang, dan ketela. Hewan yang diternak seperti unggas, kerbau, dan babi.

Perkakas batu yang digunakan saat itu umumnya sudah diasah sampai halus. Alat batu yang banyak digunakan, yaitu:

  • Kapak persegi (beliung persegi)
  • Kapak lonjong
  • Alat obsidian (batu kecubung)
  • Mata panah

Peninggalan kapak persegi di Indonesia banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Bali. Untuk kapak lonjong menyebar di Papua dan sekitarnya.

Untuk memenuhi kehidupan, manusia masa itu melakukan sistem barter. Sistem barter yaitu tukar-menukar barang dengan barang.

Alat tukar yang biasa digunakan, yaitu garam, ikan laut kering, atau hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung, dan berbagai perhiasan dari batu).

Baca juga: Peninggalan Manusia Praaksara

Sarana lalu-lintas perdagangan dari satu tempat ke tempat lain dilakukan dengan memanfaatkan perahu bercadik atau rakit.

Dengan berbagai kegiatan yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan bahasa lisan diperkirakan sudah diberlakukan. Beberapa ahli sejarah menduga mereka telah memakai bahasa Melayu Austronesia.

Lihat Foto
shutterstock.com
Salah satu bangunan masa megalithikum
Masa megalithikum

Selain alat-alat yangsudah ditemukan, masih terdapat benda lain yang dihasilkan, khususnya benda yang dikaitkan dengan kepercayaan manusia pada masa zaman batu.

Kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam merupakan perkembangan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Pada masa sebelumnya, manusia purba sudah mengenal kepercayaan adanya penguburan. Pada masa bercocok tanam, kepercayaan itu dibuktikan dengan ditemukannya bangunan-bangunan batu besar atau disebut megalithikum.

Bangunan megalithikum diperkirakan berlangsung sejak masa bercocok tanam dan masa perundagian.

Baca juga: Sejarah Peradaban India Kuno

Bangunan-bangunan batu pada masa mengalithikum antara lain:

  • Menhir
  • Dolmen
  • Sarkopagus atau keranda
  • Kubur batu
  • Punden berundak-undak
  • Waruga
  • Arca

Masa kemahiran teknik atau perundagian

Pada masa perundagian, manusia purba sudah mahir membuat perkakas-perkakas yang berasal dari logam. Mereka memanfaatkan perkakas tersebut bagian dari kehidupannya.

Peninggalan perkakas pada masa itu kebanyakan berupa artefak logam, perunggu, dan besi. benda-benda logam perunggu yang ditemukan di Indonsia, di antaranya:

  • Nekara
  • Moko
  • Arca perunggu
  • Kapak Perunggu
  • Bejana perunggu
  • Perhiasan

Baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi