Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Asia serta Munculnya Imperialisme-Kolonialisme Barat

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi kolonialisme dan imperialisme.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Pada saat perekonomian Asia maju, perekonomian Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan politik dunia dalam abas ke-14 sampai abad ke-15 merupakan dunia Islam, khususnya Turki Usmani.

Penguasaan atas wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke Barat yang mengakibatkan barang dagangan dari Timur seperti rempah-rempah menjadi langka dan harga tinggi.

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia VI (1990) karya Marwati Djoened Poesponegoro, meski harga rempah-rempah mahal, minat bangsa Eropa terhadapnya justru semakin tinggi. Sehingga pedagang Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut.

Meningkatnya permintaan baik dari Eropa maupun negara lain, secara tidak langsung mendorong para produsen di Nusantara, khususnya Maluku untuk memperluas tanaman ekspornya, seperti pala dan cengkeh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Di Sumatera juga mengembangkan komoditi yang sedang banyak diminati, seperti lada. Meski harganya hanya separuh rempah-rempah, namun lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari Nusantara, bahkan Asia Tenggara.

Pusat perdagangan Malaka

Sejak runtuhnya Sriwijaya, kota pelabuhan terbesar sebagai pusat perdagngan adalah Malaka. Kota pelabuhan yang sekaligus menyandang nama kerajaan itu muncul pada abad ke-15 Masehi.

Kemunculannya sekaligus menggeser kedudukan Pasai dalam dunia perdagangan internasional. Secara geografis letak Malakan cukup strategis dan lebih menguntungkan dibandingkan Pasai.

Agar kotanya tetap ramai, penguasa Malaka berusaha mengamankan jalur perdagangannya dari bajak laut. Selain itu juga berupaya menjalin hubungan baik dengan Majapahit, Siam, dan China.

Malaka juga mengirimkan ekspedisi militernya ke negeri-negeri yang dianggap penting untuk dikuasai karena menghasilkan barang yang dibutuhkan Malaka.

Baca juga: Alasan Kedatangan Eropa ke Indonesia

Kota Malaka semakin berkembang pesat, apalaghi setelah penguasa Malaka menajdi Islam pada 1414. Hal tersebut mendorong semakin banyak pedagang Islam dari Arab dan India melakukan kegiatan perdagangan di Malaka.

Untuk menumbuhkan sistem birokrasi yang dapat memenuhi tugasnya dalam mengatur perekonomian, penguasa Malaka mengeluarkan jabatan yang erat kaitannya dengan perdagangan di pelabuhan adalah Syahbandar.

Ada empat syahbandar di Malaka, yaitu:

  1. Syahbandar yang mengurusi para pedagang Gujarat
  2. Syahbandar yang mengurusi para pedagang Keling, Bengali, Pegu, dan penduduk Pasai
  3. Syahbandar yang menjaga kepentingan pedagang Jawa, Malaka, Banda, Pelambang, Kalimantan, dan Filipina.
  4. Syahbandar yang menjaga dan mewakili pedagang China dan kepulauan Liu-Kiu.

Lihat Foto
Biblioteca Casanatense
Ilustrasi bangsa Portugis dari abad ke-16 yang dimuat dalam Códice Casanatense. Tulisan di pojok kiri ilustrasi berbunyi, Orang dari Kerajaan Malaka yang disebut bangsa Malayos (Melayu).
Masuknya Bangsa Portugis

Informassi mengenai kemajuan Kota Malaka dan kekayaannya sampai ke telinga Bangsa Portugis. Atas dasar informasi tersebut, utusan bangsa Portugis sampao ke Kota Malaka dan menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya dan menetap di Malaka sebagai perwakilan Bangsa Portugis.

Baca juga: Pesisir dan Pedalaman Zaman Kolonial

Namun, karena Sultan Muhammad Syah yang saat itu sebagai penguasa mendengar kabar bahwa kedatangan Portugis memiliki tujuan buruk, maka dirinya berniat merusak empat kapal milik Portugis namun gagal.

Hal ini membuat Portugis berpikir bahwa untuk menguasai perdagangan hanyalah dengan cara penaklukan, sekaligus mengokohkan eksistensinya dalam dunia perdagangan Asia.

Sebelum kembali ke Malaka, Portugis telah menguasai sekitar Teluk Persia dan pantai barat India yang dijadikan pangkalan.

Kemudian pada 1511, Kapten Portugis berlayar dari Goa menuju Malaka dengan membawa armada Portugis yang berkekuatan 1200 orang dan 18 kapal perang.

Perang terjadi secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus dan dimenangkan oleh Portugis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi