Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Portugis di Malaka dan Maluku

Baca di App
Lihat Foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Ilustrasi gerbang rempah di kawasan timur nusantara
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Portugis menjadi salah satu bangsa di Eropa yang memiliki keunggulan di bidang teknologi. Akibat mempelajari geografi dan astronomi, bangsa Portugis menjadi pelayar yang unggul. 

Akibat kekalahan bangsa Eropa terhadap Kekaisaran Turki Ottoman, membuat Portugis berlayar untuk mencari emas dan kemenangan melawan bangsa beragama Islam. 

Di pasar rempah-rempah, cengkeh asli Indoensia Timur menjadi komoditi yang paling terkenal. Bahkan Indonesia juga dikenal memiliki macam rempah yang lainnya. Indonesia kemudian menjadi tujuan utama Portugis. 

Penaklukan Malaka merupakan langkah strategis Portugis dalam upaya menguasai wilayah perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah mengeuasai, Portugis menyadari bahwa Malaka bukanlah produsen rempah-rempah yang dicari. Malaka menjadi besar karena sebagai pelabuhan transit bagi pedagang Asia. 

Dikutip dari buku A History of Modern Indonesia since c.1200 (2005) karya MC Ricklefs, dampak Portugis di Malaka menyebabkan pedagang Asia khususnya pedagang Islam mencari pelabuhan lain. Hal ini tentu berakibat pada keuntungan di Malaka yang berkurang. 

Baca juga: Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis

Adanya Portugis di Malaka membuat pedagang Asia enggan berjualan atau transit di sana. Jalur perdagangan Asia Tenggara berubah melintasi pantai barat Sumatera, masuk selat Sunda, selanjutnya menelusuri pantai utara Jawa menuju Indonesia Timur yang banyak menghasilkan rempah-rempah. 

Jalur perdagangan yang beralih akhirnya membuat keberadaan Malaka semakin merosot dan tidak pernah meraih kembali kejayaannya. 

Lihat Foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Ilustrasi Benteng Kastela yang dibangun Pada 1540 di Pulau Ternate
Portugis di Maluku

Portugis berlayar ke Maluku setelah mengetahui bahwa Malaka bukanlah produsen rempah-rempah. Portugis menjalin kerja sama dengan Ternate. 

Namun, hubungan kerja sama tersebut tidak berjalan lama. Hal ini dikarenakan Portugis mulai melakukan kristenisasi di Maluku dan sikap Portugis yang dinilai tidak sopan. 

Karena tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengusir Portugis, maka sultan Ternate, Tabariji diturunkan dari singgasananya dan dibuang ke Goa, India.

Sempat berkuasa selama 40 tahun di Ternate, Portugis kemudian diusir oleh sultan Ternate, Baabulolah dan berhasil merebut kembali kekuasaannya. Portugis kemudian pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng.

Hingga akhirnya, Portugis terusir dari Maluku dan juga Malaka oleh kekuatan gabungan VOC dan Johor. 

Baca juga: Perlawanan Kolonialisme dan Imperialisme: Maluku Angkat Senjata

Dampak kedatanga Portugis di Maluku, selain menyebarkan agama juga meninggalkan beberapa pengaruh budaya. Budaya tersebut seperti keroncong dan kosa kata yang terserap dalam bahasa Indonesia, seperti pesta, sepatu, bendera, sabun, meja, dan masih banyak lainnya. 

Bahkan sampai saat ini masih banyak beberapa daerah kepulauan Maluku yang banyak menggunakan nama keluarga yang berasal dari masa Portugis, seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Mendoza, da Silva, dan Rodrigues.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi