Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lobster, dari Makanan Penjara sampai Hidangan Orang Kaya

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi lobster
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Lobster adalah makanan laut yang memiliki harga cukup mahal. Biasanya orang yang bisa membeli makanan berbahan dasar Lobster merupakan kalangan elit.

Harga Lobster yang cukup mahal ini ternyata sempat menjadi makanan tahanan dan orang miskin. Bahkan sempat dijuluki "kecoak laut" karena tersebar di pinggir pantai wilayah Massachuset.

Dilansir dari situs History, Lobster memiliki sejarah yang cukup panjang sampai akhirnya bisa menjadi santapan mahal orang-orang berduit.

Lobster lambang kemiskinan

Pada awal abad ke-16, para pemukim Eropa pertama datang ke Amerika Utara. Di sana mereka mendapati banyak sekali lobster dan tumpukan lobstersetinggi dua kaki di daratan Teluk Massachusetts.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada saat itu, jumlah lobster cukup berlimpah. Sampai-sampai para pendatang mengonsumsi lobster sebagai makanan sehari-hari. Hingga mereka semua bosan dengan lobster.

Baca juga: Sejarah Sumpit, Asal-usulnya hingga Menjadi Ikon Kuliner Asia

Karena jumlah lobster terus meningkat dan daya tampung yang kurang, orang-orang pada zaman dahulu menyebut lobster sebagai kecoak laut.

Daya tampung yang kurang, menjadikan lobster sebagai pupuk dan umpan pancing. Lobster yang didapat kemudian dihancurkan, kemudian disebar di perkebunan mereka.

Selain itu, mencincang dagingnya kemudian dibuat sebagai umpan memancing di laut maupun sungai. Tak berhenti sampai disitu, banyak lobster yang kemudian menjadi santapan narapidana.

Lobster yang melimpah itu kemudian tidak ada harganya dan lobster dianggap sebagai simbol kemiskinan. Karena orang-orang tak perlu membeli untuk menikmati lobster. Kalaupun dijual dihargai dengan harga sangat murah. Di rumah orang-orang elit, lobster menjadi santapan pelayan-pelayan rumah.

Lobster menjadi mahal

Semua yang terjadi pada lobster kemudian berubah di pertengahan 1800-an karena perubahan teknologi, di antaranya makanan kaleng dan kereta api.

Saat itu makanan kaleng menjadi makanan yang cukup populer. Selain itu, perkembangan teknologi rel kereta sedang berkembang. Lobster yang melimpah itu kemudian dijadikan makanan kaleng dan dikirm ke Amerika Tengah.

Di waktu yang sama, penduduk Amerika Tengah mulai berkunjung ke New England untuk mencari lobster segar. Lobster segar ini kemudian menjadi primadona di kalangan turis.

Baca juga: Sejarah Tahu: Bukan dari Indonesia

Hal inilah yang membuat restoran mulai menyajikan hidangan lobster dan di akhir abad ke-18 harga lobster mulai naik. Bahkan pada masa Perang Dunia II, lobster sudah menjadi hasil laut yang mahal dan dikenal dengan makanan mewah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: History
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi