Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bulan Disebut Sebagai Satelit Alami Bumi?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK
Ilustrasi.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Mengapa Bulan disebut sebagai satelit alami Bumi? Berikut ini penjelasan singkat tentang satelit alami Bumi dan fakta tentang Bulan:

Satelit alami Bumi adalah Bulan

Semua planet di tata surya mempunyai minimal satu satelit, seperti Bumi. Satelit alami Bumi adalah Bulan. Sedangkan beberapa planet lain seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus mempunyai lebih banyak satelit.

Mengutip NASA, satelit adalah sebuah obyek yang bergerak mengelilingi obyek yang lebih besar. Biasanya, istilah satelit digunakan untuk menyebut benda buatan manusia. Mesin-mesin satelit diluncurkan ke luar angkasa, orbit Bumi atau benda-benda di angkasa.

Bulan disebut sebagai satelit Bumi karena bergerak mengelilingi Bumi. Bulan disebut sebagai satelit alami Bumi (Earth's natural sattelite).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satelit alami adalah benda langit di luar angkasa yang mengorbit mengelilingi benda yang lebih besar.

Alasan Bulan disebut satelit alami Bumi ada beberapa. Bulan disebut satelit alami karena:

Baca juga: Fungsi Bulan bagi Kehidupan di Bumi

Fakta tentang Bulan

Melansir Kiddle, Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,51 miliar tahun lalu, tidak lama setelah Bumi. Bulan terbentuk dari puing-puing yang tersisa akibat benturan antara Bumi dan Theia, benda seukuran planet Mars.

Lebar Bulan kurang dari 3.500 kilometer, sekitar seperempat ukuran Bumi. Mengutip NASA, jarak Bulan dari Bumi sekitar 385.000 kilometer.

Bulan mempunyai atmosfer yang sangat tipis. Atmosfer bulan disebut exosphere. Keseluruhan permukaan Bulan adalah kawah dan lubang akibat tumbukan.

Melansir National Geographic, gravitasi permukaan Bulan hanya seperenam dari Bumi. Jika bobotmu 60 kilogram di Bumi, maka kamu hanya berbobot 10 kilogram di Bulan.

Mengutip Science Learning Hub, Bulan mengelilingi Bumi dengan kecepatan rata-rata 1 kilometer per detik, waktu sekali orbit adalah 27,3 hari. Periode waktu ini disebut periode orbital atau periode sidereal.

Tetapi waktu dari satu bulan purnama ke bulan berikutnya adala 29,5 hari, disebut periode sinode. Waktu tambahan ini terjadi karena perubahan sudut ketika Bumi berputar mengelilingi Matahari.

Bulan tampak seolah bergerak melintasi langit dari timur ke barat, arah yang sama dengan Matahari bergerak. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Bulan sebenarnya mengorbit Bumi dari arah barat ke timur.

Baca juga: Gerhana Bulan: Pengertian, Proses, dan Penampakannya di Indonesia

Lalu mengapa Bulan terlihat seolah muncul di timur ke barat? Karena rotasi aksial Bumi yang sangat cepat.

Bumi berputar sekali setiap hari, dan Bulan mengorbit Bumi sekali setiap 27,3 hari. Artinya, gerakan orbital Bulan yang sesungguhnya di sekitar Bumi hanya dapat dilihat secara tidak langsung.

Jarak perpindahan Bulan dalam 1 hari dapat diamati dengan membandingkan posisinya di langit pada satu waktu dengan posisi baru tepat 24 jam kemudian.

Bulan tidak menghasilkan cahaya sendiri. Kita bisa melihat Bulan dari Bumi karena Bulan seperti cermin, Bulan memantulkan cahaya Matahari.

Separuh sisi Bulan yang sama menghadap ke Bumi setiap saat ke mana pun Bulan bergerak. Tetapi bagian-bagian lain dari Bulan terkena sinar Matahari, sehingga bisa terlihat berbeda pada waktu berbeda dalam sebulan.

Perubahan yang terlihat dari Bumi ini disebut fase Bulan atau fase Lunar.

Fase bulan atau siklus Bulan adalah waktu yang diperlukan Bulan untuk berubah dari tampak sangat terang dan bulat (Bulan purnama) menjadi sangat kecil dan tipis, lalu kembali menjadi cerah dan bulat lagi.

Siklus Bulan terjadi sekitar empat minggu. Siklus Bulan terjadi sekitar 13 kali dalam satu tahun. Siklus bulan terjadi sekitar 28 hari, lebih pendek sedikit dari satu bulan kalender.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi