Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Teks Berita: Piramida Terbalik

Baca di App
Lihat Foto
Struktur berita piramida terbalik
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Berita memiliki struktur yang harus diikuti oleh para wartawan.

Struktur yang dimaksud biasa dikenal dengan istilah "piramida terbalik".

Berita terdiri dari beberapa unsur yang dikenal dengan 5W + 1H (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana).

Nah, jawaban dari 5W + 1H itu adalah bagian penting yang harus diletakkan di awal.

Sebuah peristiwa atau kejadian memuat banyak informasi. Ada informasi yang penting dan tidak penting.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita dimulai dari hal yang paling penting hingga ke yang paling tidak penting.

Baca juga: Unsur-unsur Berita

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Masmimar Mangiang dalam mata kuliah Meliput dan Menulis Berita yang diampunya menjelaskan tentang struktur berita sebagai berikut:

Klimaks berita berada di awal cerita yakni pada paragraf pertama. Paragraf pertama menyajikan fakta paling penting atau paling menarik.

Paragraf kedua diisi dengan fakta yang menerangkan fakta pada paragraf pertama, dan begitu seterusnya ke bawah.

Struktur piramida terbalik membuat penyampaian pesan berlangsung lebih cepat dan efektif.

Struktur ini membantu pembaca mengikuti pesan secara efisien. Pembaca bisa segera tahu inti berita tanpa harus membaca seluruh isi laporan.

Baca juga: Pengertian Teks Berita

Struktur piramida terbalik juga berkaitan dengan medium berita tertua yakni surat kabar harian atau koran.

Dengan struktur ini, redaksi bisa memotong berita yang terlalu panjang dari bawah. Hal ini tentu tidak mengganggu berita sebab bagian penting berita ada di atas.

The Associated Press menetapkan struktur ini sebagai standar jurnalisme pada akhir abad ke-19.

Penulisan berita dengan struktur piramida terbalik digunakan juga di radio, televisi, dan media daring.

Berikut contoh penggunaan piramida terbalik dalam berita

[1] MADIUN, KOMPAS.com - Seorang pelajar SMA dilaporkan tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya jatuh lalu terbakar di depan SPBU Caruban di ruas jalan nasional Surabaya- Madiun KM 147-148, Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Senin (1/6/2020) siang.

“Korban meninggal atas nama Juni Dana Saputra (17), warga Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Korban ditemukan langsung meninggal di tempat kejadian perkara,” kata Kasat Lantas Polres Madiun, AKP Jimmy H Manurung kepada Kompas.com, Senin (1/6/2020) siang.

[2] Petaka yang menimpa Juni berawal ketika korban melaju dengan sepeda motor Honda Tiger bernomor polisi AE 4755 HG bersama dengan satu sepeda motor lain melaju kencang dari arah Madiun menuju Surabaya.

Baca juga: Perbedaan Teks Berita dengan Teks Nonberita

Sesampainya di tempat kejadian perkara, kedua motor itu bersenggolan hingga menyebabkan sepeda motor yang dikemudikan korban bergeser ke lajur kanan.

Saat bersamaan, kata Jimmy, melaju kendaraan truk bernopol AD 1409 HN dari arah berlawanan. Korban yang tak mampu mengendalikan kecepatan sepeda motornya tertabrak truk yang melaju dari arah berlawanan.

“Saat sepeda motor korban bertabrakan dengan truk tersebut korban juga sempat ikut terseret jatuh. Namun korban tidak ikut terbakar bersama sepeda motornya,” jelas Jimmy.

[3] Hasil olah tempat kejadian perkara menyebutkan kecelakaan diduga terjadi lantaran ketidakhati-hatian korban mengemudikan sepeda motornya.

Saat ini jenazah korban sementara berada di RSUD Caruban. Sementara truk dan sepeda motor yang tinggal kerangka milik korban diamankan Satlantas Polres Madiun.

Bagian [1] adalah bagian penting yang memuat 5W + 1H. Kemudian bagian [2] adalah informasi tambahan yang menjelaskan bagian [1]. Terakhir, bagian [3] adalah informasi lainnya yang kurang penting.

Baca juga: Sepeda Motor Terbakar Usai Kecelakaan di Depan SPBU, Pelajar SMA Tewas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi