Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Hassan Padersen, Jawaban Soal TVRI 3 Agustus 2020

Baca di App
Lihat Foto
Dokumenter 8 Hari dalam Seminggu
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah kembali tayang di TVRI, Senin (3/8/2020).

Dalam tayangan hari ini, siswa SMP menonton dokumenter 8 Hari dalam Seminggu, yang bercerita tentang keluarga Hassan Padersen dan upaya mereka menjaga keseimbangan alam.

Di akhir tayangan, ada pertanyaan yang harus dijawab. Simak pembahasan tiap soal!

Soal: Sayuran yang ditanam secara alami tentunya berbeda dengan sayuran yang menggunakan pestisida.

Tuliskan apa saja perbedaan sayuran yang ditanam tanpa menggunakan pestisida!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban: Menurut sang ibu, Deasi Srihandi, sayuran yang biasa ditemukan d pasar, mengandung pestisida.

Sayuran itu biasanya lebih besar dan juga terlihat lebih segar.

Baca juga: Perbedaan Sayuran yang Ditanam Tanpa Menggunakan Pestisida

Sementara sayuran yang tidak menggunakan pestisida, sangat rentan terhadap hama.

Tanaman yang tidak menggunakan pestisida harus lebih diperhatikan dan dilindungi dari hama.

Apalagi sayuran yang tumbuh bebas di alam liar, biasanya lebih kecil.

Kendati demikian, sayuran tanpa pestisida aman untuk dikonsumsi. Sebab zat-zat pestisida sebenarnya tidak baik untuk tubuh.

 

Soal: Ceritakan dengan singkat alasan keluarga Hassan Padersen menetap di hutan!

Jawaban: Hassan Padersen, Deasi Srihandi, dan delapan anak mereka memilih tinggal di hutan untuk hidup yang berkelanjutan (sustainable).

Mereka merasa dengan tinggal di hutan bisa lebih dekat dengan alam, lebih sederhana, sambil meningkatkan spiritualitas.

Mereka merasa punya tanggung jawab yang kuat untuk menjaga bumi.

Tak seperti di kota dengan konsumsi yang besar dan menghasilkan banyak sampah.

Baca juga: Usaha Keluarga Hassan Padersen dalam Menjaga Keseimbangan Alam

Soal: Sebutkan contoh yang dilakukan oleh keluarga Hassan Padersen dalam menjaga keseimbangan dengan alam?

Jawaban: Untuk menjaga keseimbangan alam seperti yang dicita-citakan, Hassan Padersen dan keluarganya memutuskan tinggal di hutan.

Di sana mereka membangun rumah, peternakan, dan perkebunan untuk bercocok tanam.

Mereka mengolah sendiri sampahnya dan hidup dengan sederhana dengan tidak mencemari alam.

Dengan mengurangi konsumsi, mereka bisa meminimalkan jejak karbon yang merusak alam.

Sealin itu, mereka juga menjaga keseimbangan alam dengan menanam hingga 1.000 pohon.

Baca juga: Alasan Keluarga Hassan Padersen Menetap di Hutan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi