KOMPAS.com - Pola lantai dalam tarian banyak menggunakan unsur ruang. Jika digambarkan, pola tersebut dapat berupa lintasan garis diagonal, vertikal, horizontal dinamis di lantai.
Dalam buku Tari Tradisi Melayu, Eksistensi dan Revitalisasi Seni (2016) karya Muhdi Kurnia, pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari.
Sehingga pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, seperti variasi bentuk pola lantai, makna pola lantai, jumlah penari, ruangan, atau tempat pertunjukan dan gerak tari.
Macam-macam pola lantai tari kreasi daerah
Terdapat beberapa macam pola lantai, di antaranya:
-
Lihat Foto
Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari Aceh menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal yang menunjukkan hubungan antarmanusia.
Baca juga: Pola Lantai: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya
Garis lurus dalam bentuk vertikal atau ke atas menunjukkan hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta. Pada tari Saman, iringan menggunakan pujian terhadap Sang pencipta bernapaskan keagamaan.
Pola lantai garis lurus juga ditemui pada tarian Bedaya di Keraton Jawa. Garis-garis lurus yang dibuat oleh penari menyimbolkan tidak hanya hubungan antarmanusia, tetapi juga dengan Sang Pencipta.
Pola lantai garis lurus juga dijumpai pada tari Baris Gede di Bali. Garis-garis lurus dapat juga dimaknai memiliki sikap jujur.
Pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berbagai level rendah, seperti berbaring atau duduk. Pada level sedang, pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berlutut atau jongkok.
Pola lantai level tinggi dapat dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok.
Baca juga: Fungsi Musik dalam Tari
-
Lihat Foto
Pola lantai garis lengkung di mana penari membentuk garis melingkar, lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Jenis tarian yang biasa menggunakan pola lantai ini adalah tari rakyat dan tari tradisional.
Pola lantai garis lengkung terdapat pada tari Kecak di Bali yang membentuk sebuah lingkaran. Tari Rejang Dewa dari Bali juga menggunakan pola garis lengkung.
Pola lantai garis lengkung juga terdapat pada tari Randai dari Minangkabau, di mana penari berjalan mengelilingi pentas membentuk lingkaran. Di daerah Flores dapat dijumpai tari dengan menggunakan garis lengkung, yaitu tari Gawi.
Pola lantai dengan garis lurus dan lengkung biasanya tarian yang berhubungan dengan hal magis atau keagamaan. Pola lantai pada tari kerakyatan biasanya menggunakan campiran kedua pola lantai.
Baca juga: Seni Tari: Pengertian dan Gerak Tari
-
Lihat Foto
Pola lantai diagonal adalah penari membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Maksudnya mengarah serong ke kanan atau kiri dari area depan panggung.
Contoh tari yang sering menggunakan pola ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi dan Tari Pendet dari Bali.
Tujuan pola lantai
Ada beberapa tujuan dibentuknya pola lantai, yaitu:
- Untuk membuat penari tidak bertabrakan dengan penari lainnya, sehingga letaknya sinkron atau sesuai.
- Untuk membedakan gerakan antar seni tari satu dengan yang lainnya.
- Membuat sebuah tarian tampil menarik
- Membuat penari bisa tampil atau terlihat secara keseluruhan oleh penonton.
- Penari dapat menguasai panggung