Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tokoh Penting Detik-Detik Proklamasi

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Sebelum mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, terdapat beberapa peristiwa dan tokoh yang mengiringi tercapainya Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dari buku Tokoh-tokoh Penting Detik Detik Proklamasi (2019), berikut lima tokoh penting detik-detik Proklamasi, sebagai berikut:

Shodanco Singgih

Shodanco Singgih merupakan anggota PETA yang sangat berperan dalam penculikan Sukarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.

Bahkan dirinyalah yang kemudian menyuruh Bung Karno untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dirinya rela bolak-balik hanya untuk mengamankan perjalanan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan aman.

Sebagai anggota PETA, dirinya menggunakan fasilitas PETA seperti mobil sedan untuk menjadi kendaraan Sukarno beserta keluarganya dan Hatta untuk menuju ke Rengasdengklok.

Di dalam PETA sendiri terdapat jarak antara bawahan (Shodanco) dan atasan (Codanco). Biasanya Codanco dianggap lebih dekat dengan Jepang karena mereka tinggal di luar asrama atau memiliki rumah dinas sendiri, tidak seperti Shodanco yang tinggal di asrama.

Setelah mendapatkan izin dan semua yang diperlukan dari PETA, Singgih segera menjemput Hatta dan Sukarno. Karena Rengasdengklok berada di kawasan PETA wilayah Purwakarta, maka Singgih meminta teman-temannya untuk pengamanan.

Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno tak berbicara sepatah katapun. Namun dengan kata-kata Singgih, Suakrno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Berikut kata-kata Singgih kepada Sukarno:

"Pak, rakyat dan pemuda sudah tak sabar lagi. Kalau tidak, akan terjadi pertumpahan darah sebelum tengah hari."

Baca juga: Detik-detik Proklamasi Berkumandang

Lihat Foto
historia.id
Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo

Kasman Singodimedjo lahir di Purworejo pada 25 Februari 1904. Dirinya adalah Jaksa Agung Indonesia periode 1945-1946. Selain itu juga mantan Menteri Muda Kehakiman dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.

Saat itu Kasman merupakan Komandan Batalyon PETA Jakarta. Pada saat Jepang memberitahu bahwa Jepang mengalah kepada Sekutu dan menyuruh semua persenjataan PETA diserahkan Sekutu, Kasman diam-diam menghimpun kekuatan dengan rapat-rapat gelap.

Kasman diminya Sukarno ikut andil dalam mengamankan upacara pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan dirinya juga turut andil dalam perumusan UUD.

Selaku mantan Komandan PETA, Kasman ikut dalam pembahasan pembentukan organisasi militer Indonesia yang disepakati bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Baca juga: Naskah Proklamasi Kemerdekaan Pernah Dibuang di Keranjang Sampah

Dirinya ditunjuk Sukarno sebagai Ketua BKR Pusat merangkap Ketua Komite Nasional Idonesia Pusat pada tahun 1945. Kasman merupakan tokoh utama perintis organisasi militer dan parlemen Nasional.

Kasman meninggal di Jakarta pada 25 Oktober 1982.

Lihat Foto
Tokoh-tokoh Penting Detik Detik Proklamasi
Latief Hendraningrat
Latief Hendraningrat

Latief Hendraningrat memiliki nama lengkap Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat. Latief lahir di Jakarta, 15 Februari 1911.

Latief merupakan seorang prajurit PETA berpangkat Shodanco atau komandan kompi dan juga pengerek bendera Sang Saka Merah Putih pada Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang mempelopori terjadinya Kemerdekaan Indonesia

Baca juga: Perumusan Naskah Proklamasi

Latief Hendraningrat tidak hanya mengamankan halaman depan rumah Soekarno yang digunakan sebagai lokasi proklamasi kemerdekaan.

Dirinya juga menempatkan beberapa prajurit PETA pilihannya untuk berjaga-jaga. Usai pembacaan teks proklamasi, Latief bertindak sebagai pengibar sang saka Merah-Putih bersama Suhud Sastro Kusumo.

Lihat Foto
kemdikbud.go.id
Kantro Berita Nasional Antara
Waidan B Palenewen dan F Wuz

Waidan B Palenewen dan F Wuz merupakan dua orang yang menyelenggarakan penyiaran Teks Proklamasi agar mengudara di segala penjuru dunia.

Waidan B Palenewen merupakan kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei (nama pada zaman pendudukan Jepang, saat ini Kantor Berita Antara) di Jakarta.

Sedangkan F Wuz adalah seorang marconis atau operator radio di Radio Kantor Berita Domei.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 datanglah seorang wartawan bernama Syachruddin ke ruangan Waidan dan menyerahkan secarik kertas bertuliskan Proklamasi.

Baca juga: Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tanpa pikir panjang Waidan menghampiri F Wuz yang sedang menyiarkan berita untuk menyetop dan mendahulukan berita Proklamasi. Waidan meminta F Wuz untuk menyiarkan tiga kali berturut-turut.

Namun, ketika akan mengulang siaran yang ketiga, masuklah tiga orang Jepang yang menyentuh tangan F Wuz. Tanpa takut Waidan menyuruh F Wuz untuk meneruskan dengan nada tinggi. Melihat hal tersebut tiga orang Jepang itu kemudian pergi.

Akibat jasa mereka, berita Proklamasi bisa diteruskan ke luar negeri. Salah satu wartawan di San Fransisco, SK Trimurti menjelaskan bahwa pada 18 Agustus 1945 kantor beritanya menyiarkan kemerdekaan sebuah negara baru di Asia Tenggara bernama Indoensia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi