Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Van der Wijck, Dulunya Bernama Fort Cochius

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Benteng Van der Wijck, Dibangun tahun 1818
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Benteng adalah lokasi militer atau bangunan yang didirikan secara khusus, diperkuat dan tertutup.

Sebagai tempat pertahanan, benteng selalu berada di ketinggian dan berada di dekat pantai atau laut. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pemilik benteng dapat melihat musuh yang datang dari kejauhan.

Benteng di Indonesia merupakan peninggalan dari bangsa-bangsa barat yang dulunya datang ke Indonesia, salah staunya Benteng Van der Wijck.

Dalam buku Pengantar Ilmu Perang (2008) Karya Suryohadiprojo, Benteng Van der Wijck adalah benteng yang terletak di Kota Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Van der Wijck diambil dari nama salah satu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart Van der Wijck yang bertugas di Jawa pada tahun 1893-1899.

Baca juga: Mengapa Candi Borobudur Tidak Masuk Tujuh Keajaiban Dunia?

Awalnya bernama Forth Cochius

Benteng Van der Wijck didirikan pada 1818 oleh Jenderal Van den Bosh dan menjadikan bangunan ini sebagai kantor VOC, kongsi perdagangan milik Belanda.

Kemudian, benteng tersebut berubah fungsi menjadi benteng pertahanan saat Belanda berperang melawan pejuang Yogyakarta.

Pada awal pembangunannya, benteng ini bernama Forth Cochius. Nama yang diambil dari pemimpin perang Belanda, Frans David Cochius yang pernah bertugas di daerah Bagelen, salah satu wilayah karesidenan Kedu.

Komandan Frans David Cochius merupakan pemimpinan prajurit Belanda ketika Perang Diponegoro berlangsung.

Kemudian pada 1856 benteng tersebut beralih menjadi sebuah sekolah khusus anak-anak dari bangsa Eropa. Sekolah tersebut bernama Pupillen School, yaitu sekolah calon militer.

Baca juga: Tokoh di Balik Kemahsyuran Candi Borobudur

Perubahan fungsi benteng tersebut berpengaruh pada lingkungan disekitar benteng yaitu mulai tumbuh pemukiman militer di sekitar benteng.

Kemudian benteng tersebut berganti nama menjadi Van der Wijck hingga sekarang. Nama tersebut berasal dari nama komandan yang saat itu memiliki karir yang cukup cemerlang untyuk membungkam perlawanan rakyat Aceh.

Lihat Foto
shutterstock.com
Benteng Van der Wijck
Bangunan benteng

Dilansdir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Benteng Van der Wijck ini memiliki dua lantai, dengan jumlah kamar lebih dari 32 kamar. Kamar-kamar tersebut sangat luas dan memiliki pintu penghubung serta jendela.

Luas benteng atas dan bawah sebesar 3.606 meter persegi. Memiliki 4 pintu masuk utama ke dalam benteng.

Tinggi dari benteng yaitu 9,67 meter dan ditambah cerobong setinggi 3,33 meter. Terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 meter.

Baca juga: Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tugasnya

Saat ini Benteng Van Der Wijk dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai tempat area bermain dan ruangan-ruangan yang terletak di depan benteng digunakan menjadi tempat bermain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi