Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Baca di App
Lihat Foto
BARRY KUSUMA
Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, Riau.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan Nusantara pertama.

Ini karena wilayah kekuasaannya membentang dari Palembang, hingga seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu.

Kehebatan Kerajaan Srwijaya ditunjukkan lewat berbagai peninggalan sejarah. Simak beberapa peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang cukup terkenal:

Candi Muara Takus

Candi ini terletak di muara Sungai Kampar Kanan, tepatnya di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Dilansir dari situs Kemdikbud, kompleks Percandian Muara Takus adalah kompleks percandian bercorak Buddha.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buktinya dapat dilihat dari bentuk stupa, temuan fragmen vajra yang berisi mantra agama Buddha dalam huruf nagari dan Jawa kuno.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara

Para ahli memperkirakan waktu relatif penggunaan candi tersebut, yakni pada abad XIII-XIV.

Di dalam Kompleks percandian Muara Takus terdapat empat bangunan candi yang berukuran besar yaitu Candi Sulung/Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, dan Palangka, serta dua reruntuhan struktur bata yang belum dapat diketahui bentuk asalnya.

Prasasti Kedukan Bukit

Dikutip dari Peninggalan Bersejarah di Indonesia (2019), prasasti ini ditemukan di tepu Sungai Batang, Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan pada 29 November 1920.

Prasasti itu bertanggal hari ke-11 tahun 605 Saka atau 683 Masehi. Huruf yang digunakan yakni Pallawa dalam bahasa Sansekerta.

 

Prasasti Kedukan Bukit berisi tentang proklamasi berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

Raja pertama Sriwijaya adalah Sri Jayanegara.

Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo ditemukan di Talang Tuo, sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini berangka 606 Saka atau 684 Masehi.

Prasasti berisi syair tentang pembuatan taman Srikseta. Taman itu dibangun atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga.

Prasasti juga berisi doa-doa dalam agama Buddha.

Prasasti Telaga Batu

Prasasti ini ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru, Kota Palembang, Sumatra Selatan, pada tahun 1935.

Baca juga: Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya

Prasasti Telaga Batu berisi imbauan tentang kutukan kepada siapa saja yang tidak patuh dan setia terhadap raja.

Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur ditemukan di Kota Kapur, sebuah dusun di pesisir barat Pulau Bangka.

Angka yang tercantum dalam prasasti ini menunjukkan 608 Saka atau 686 Masehi. Prasasti ditulis dalam bahasa Melayu Kuno.

 

Prasasti Kota Kapur berisi permohonan kepada dewa agar terjaganya kesatuan dan persatuan di Swirijaya.

Prasasti juga berisi hukuman bagu orang yang berkhianat kepada Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Karang Berahi

Sama seperti Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi berangka 608 Saka atau 686 Masehi. Prasasti ini ditemukan di hulu Sungai Merangin, cabang Sungai Batanghari.

Prasasti Karang Berhi berisi doa permohonan kepada dewa supaya Sriwijaya tetap dijaga. Prasasti juga memuat kutukan-kutukan kepada para pengkhianat.

Baca juga: Perkembangan dan Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Prasasti Palas Pasemah

Prasastii ini ditemukan di Palas Pasemah, di tepi Sungai Anak Pisang, anak Sungai Sekapung, Lampung Selatan.

Prasasti memuat catatan Kerajaan Sriwijaya telah menaklukkan daerah Lampung Selatan di akhir abad ke-7.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi