KOMPAS.com - Kerajaan Demak dianggap sebagai kerajaan Islam atau kesultanan tertua di Pulau Jawa.
Keberadaan Kerajaan Demak masih bisa disaksikan hingga hari ini lewat berbagai peninggalannya.
Dilansir dari Kerajaan Islam Nusantara (2020), Kerajaan Demak berdiri berkat penyebaran Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo.
Di dalam Babad Demak, diceritakan bahwa sebelum kerajaan Demak berdiri, sudah ada Masjid Agung Demak yang berdiri pada 1478 Masehi di Glagahwangi, Demak, Jawa Timur.
Proses berdirinya Masjid Agung Demak melibatkan para Wali Songo. Masjid ini berperan sebagai pusat penyebaran agama Islam dan tonggak berdirinya kerajaan Demak.
Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap. Sebelum jadi masjid, pada 1466, bangunannya difungsikan sebagai Pondok Pesantren Glagahwangi yang diasuh oleh Sunan Ampel.
Kemudian pada 1477, bangunan dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak.
Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa
Raja terakhir Majapahit, Brawijaya V menikah dengan Putri Champa yang berasal dari Kerajaan Champa di Vietnam. Mereka berputra Jin Bun, yang kelak dikenal sebagai Raden Patah.
Baca juga: Perkembangan Kerajaan Demak Dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya
Selain masjid, Kerajaan Demak meninggalkan berbagai warisan seperti:
- Saka tatal (Tiang masjid) buatan Sunan Kalijaga
- Bedug dan kentongan
- Pintu bledeg atau petir buatan Ki Ageng Selo
- Dampar kencana (tempat duduk raja), dan
- 61 piring Champa pemberian Ibu Raden Patah