KOMPAS.com - Ada gula, ada semut. Kalimat tersebut menandakan bahwa gula memiliki rasa manis.
Gula merupakan sukrosa yang didapat dari tebu, nira, bit gula, atau aren. Namun, terdapat sumber-sumber lainnya, seperti kelapa yang bisa dijadikan sebagai gula.
Jika dilihat secara teliti, gula pasir yang umum dan paling banyak digunakan memiliki bentuk kotak-kotak kecil.
Dilansir dari buku Handbook of Cane Sugar Engineering (2014) karha E. Hugot, butiran gula pasir berbentuk kotak karena proses kristalisasi dalam urutan pembuatan gula.
Baca juga: Atletik, Cabang Olahraga Pertama di Dunia
Dalam membuat gula, tebu yang sudah dibersihkan kemudian dipotong-potong agar mudah digiling untuk selanjutnya diekstrak. Pada proses pemerahan (ekstrak), dipisahkan antara nira dan ampas. Di mana ampas dari tebu bisa digunakan untuk bahan bakar boiler.
Kristalisasi
Setelah proses ekstrak, pengendapan, dan evaporasi, jus atau cairan dari gula kemudian memasuki proses kristalisasi. Hal inilah yang membuat butiran pasir berbentuk kotak.
Sirup atau jus dari cairan tebu tadi kemudian dididihkan dengan panas yang maksimal untuk menguapkan air yang terkandung dari perasan tebu tadi. Hal ini membuat pertumbuhan kristal gula dapat terjadi secara maksimal.
Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup agar terjadi pembentukan kristalisasi. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dalam udara panas sebelum disimpan.
Baca juga: Mengapa Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati?
Gula tidak kadaluwarsa
Disadur dari Encyclopaedia Britannica (2015) gula ternyata memiliki masa simpan seperti madu, yaitu tidak memiliki kadaluwarsa. Asalkan kemasan plastik tertutup rapat dan tidak ada air yang masuk dalam kemasan.
Gula bisa tidak kadaluwarsa karena molekul gula adalah senyawa hidroskopis, di mana molekul gula dapat menarik molekul air.
Jika ada bakteri dalam gula, maka air dalam bakteri akan berpindah kw gula melaui osmosis. Proses osmosis yaitu memindahkan air dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi lebih rendah.
Karena gula tidak memiliki kandungan air, maka air dari bakteri akan terserap oleh gula sampai bakteri itu mati kekurangan air. Bisa dikatakan, molekul gula sangat suka dengan molekul air.
Baca juga: Bagaimana Kanguru Membersihkan Kantongnya?
Sehingga, gula bukan tempat yang baik untuk perkembang biakan bakteri. Meski gula menarik cairan atau air dari bakteri, kandungan gula tetap baik untuk dikonsumsi.
Biasanya, gula yang disimpan dalam waktu lama akan menggumpal. Hal ini adalah sifat gula, bukan karena gula yang sudah basi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.